Repelita, Jakarta 13 Desember 2024 – Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam terkait proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Kali ini, ia menyoroti wawancara Sugianto Kusuma alias Aguan, pendiri Agung Sedayu Group, dengan Majalah Tempo, yang dianggap Rocky memiliki kalkulasi politik tertentu.
"Kita melihat psikologi dari Aguan ketika dia mengiyakan wawancara Tempo. Ada kalkulasi yang sudah selesai sehingga semua kalimat yang diterangkan Aguan menunjukkan bahwa ada hal yang diperhitungkan secara cermat," ujar Rocky dalam sebuah diskusi politik.
Menurut Rocky, wawancara tersebut bukan hanya pandangan pribadi Aguan, tetapi juga memiliki kaitan dengan upaya menjaga citra Presiden Joko Widodo di tengah dinamika politik saat ini. "Ini mungkin sekadar untuk menyelamatkan wajah Presiden Jokowi di tengah konstelasi politik saat ini," tambahnya.
Rocky juga membahas teori lama yang menyebut pemerintah menggunakan oligarki untuk menarik investor asing ke proyek IKN. "Jokowi memaksa oligarki ini berinvestasi sebagai umpan sehingga asing bisa masuk. Tapi apakah ini benar atau hanya sekadar teori omong kosong?" tanyanya skeptis.
Sementara itu, dalam wawancaranya dengan Tempo, Aguan mengungkapkan bahwa permintaan investasi di IKN datang langsung dari Presiden Jokowi. "Kami tak bisa menolak permintaan Presiden Jokowi. Itu perintah," ujarnya sambil tertawa. Aguan juga mengakui bahwa para taipan lokal diminta untuk membantu "menyelamatkan wajah presiden" dan menunjukkan IKN sebagai proyek yang menarik bagi investor.
Melalui Agung Sedayu Group, Aguan memimpin konsorsium Nusantara dengan investasi senilai Rp20 triliun di IKN. Meski mengakui risiko bisnis yang besar, ia tetap optimis proyek ini akan menguntungkan dalam jangka panjang. "Kami mesti menghadapi investor luar negeri. Kami diminta mengerjakan dalam sembilan bulan dan proyeknya mesti jadi. Kami babak-belur, tetapi melihatnya dalam kacamata future," ungkap Aguan.
Rocky Gerung menilai pernyataan Aguan justru menegaskan bahwa proyek IKN adalah "omong kosong besar." Menurutnya, hal ini berkaitan dengan pernyataan pemerintah yang sering menyebutkan minat ratusan investor asing, tetapi tanpa bukti nyata.
Menurut Aguan, meski proyek ini penuh tantangan, pemerintah memiliki rencana matang untuk memastikan keberhasilan IKN. "Kalau keputusan pemindahan ibu kota sudah diteken, lalu duta besar masuk dan aparatur sipil negara pindah, ekonomi akan langsung jalan," ujarnya penuh keyakinan.
Proyek IKN terus menjadi perdebatan publik, baik dari segi manfaat maupun tantangan yang muncul. Kritik Rocky Gerung menambah panas diskusi tentang peran oligarki dan komitmen pemerintah dalam proyek ambisius ini.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok