Repelita, Jakarta 16 Desember 2024 – Israel mulai menduduki tiga desa di Suriah setelah rezim Bashar al-Assad jatuh. Israel memanfaatkan situasi politik yang sedang memanas di Suriah untuk memperluas pengaruh militernya di wilayah tersebut.
Israel merebut kendali Desa Jamlah yang terletak di Provinsi Daraa, serta desa Mazrat Beit Jinn dan Maghar al-Mir di kawasan pedesaan Damaskus. Pengambilalihan ini terjadi setelah kelompok anti-Assad berhasil menguasai Damaskus dalam serangan cepat yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Bashar al-Assad, yang telah memerintah Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember lalu. Situasi tersebut memberikan peluang bagi Israel untuk meningkatkan serangan militer di berbagai lokasi strategis Suriah.
Israel melakukan serangan udara intensif di pangkalan militer Suriah, yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara tersebut. Israel juga mengumumkan pencabutan perjanjian penarikan pasukan yang dibuat pada 1974, sambil menempatkan pasukannya di zona demiliterisasi Dataran Tinggi Golan, wilayah yang telah diduduki sejak 1967.
Langkah Israel ini mendapatkan kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa serta beberapa negara Arab. Pasukan Pengamat Pemisahan PBB (UNDOF) menyebut bahwa zona penyangga tersebut membentang sepanjang 75 kilometer, dengan lebar bervariasi antara 10 kilometer di bagian tengah hingga hanya 200 meter di bagian paling selatan.
Keadaan ini menunjukkan kompleksnya konflik di Suriah, yang melibatkan berbagai kelompok politik dan negara asing. Israel menggunakan peluang ini untuk memperluas pengaruhnya sambil mengejar tujuan strategis di kawasan Timur Tengah.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok