Jakarta, 4 Desember 2024 – Candaan yang dilontarkan Gus Miftah baru-baru ini menyulut perbincangan hangat di media sosial. Netizen langsung membandingkan gaya humor Gus Miftah dengan almarhum K.H. Zainuddin MZ, seorang dai kondang yang dikenal dengan candaannya yang bijak dan diterima luas oleh masyarakat.
Gus Miftah menjadi sorotan publik setelah video dirinya yang sedang mengolok-olok seorang penjual es teh di Magelang menjadi viral. Dalam video tersebut, Gus Miftah menyebutkan, "Es tehmu iseh okeh ra? Masih? Yo kono didol goblk." (Es tehmu masih banyak nggak? Kalau masih, jual saja goblk). Tindakan ini kemudian menuai kritik dari banyak pihak yang menilai Gus Miftah tidak sopan dan menjadikan momen tersebut sebagai prank yang tidak pantas.
Menanggapi reaksi tersebut, Gus Miftah segera mengunjungi rumah penjual es teh tersebut pada Rabu, 4 Desember 2024, untuk meminta maaf. Ia menyatakan bahwa candaan tersebut niatnya hanya untuk bersenang-senang, namun disalahartikan.
Sebaliknya, gaya humor K.H. Zainuddin MZ, yang dikenal luas di tahun 1980-an hingga 2000-an, mendapat apresiasi lebih dari masyarakat. Dalam video ceramahnya yang banyak ditemukan di YouTube, Zainuddin MZ menyampaikan candaan yang dapat diterima oleh semua kalangan, bahkan oleh non-Muslim. "Orang hidup kalau biasa susah, ketemu susah nggak kaget pak, mentalnya kuat," ujarnya dalam ceramahnya yang disambut tawa hadirin.
Perbandingan ini kemudian menjadi bahan perbincangan di media sosial, dengan banyak netizen yang menyuarakan bahwa candaan Zainuddin MZ lebih santun dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Beberapa netizen bahkan menilai bahwa Zainuddin MZ memiliki kemampuan untuk menghibur tanpa mengandung unsur olok-olok.
"Kalau yang ceramah kayak gini, non-Muslim pun ikut nyimak karena relate," komentar salah satu netizen. Beberapa juga menyebutkan bahwa ceramah Zainuddin MZ tetap relevan hingga sekarang, bahkan banyak yang masih menyukai ceramahnya meskipun beliau telah wafat pada 2011.
Debat tentang humor dan etika dalam berdakwah ini terus mengemuka di kalangan masyarakat, dan hal ini menunjukkan betapa pentingnya cara penyampaian dalam setiap ceramah atau hiburan.(*)
Editor: Elok WA R-ID