Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pasukan Siber dan Narasi di Dunia Maya, Perburuk Polarisasi Politik Pemilu 2024

 Pasukan Siber dan Narasi di Dunia Maya, Perburuk Polarisasi Politik Pemilu 2024

Repelita, Jakarta, 14 Desember 2024 – Pasukan siber menjadi faktor kunci dalam meningkatkan polarisasi politik menjelang Pemilu 2024. Hal ini terungkap dalam seminar internasional Data and Democracy Dialogues yang diselenggarakan Monash University pada Selasa, 10 Desember 2024. Seminar ini menghadirkan para akademisi, LSM, dan praktisi media dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Malaysia untuk membahas peran data dalam dinamika demokrasi dan pemilihan umum.

Wijayanto, PhD, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kemitraan, dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro, memaparkan hasil penelitian yang melibatkan analisis percakapan di platform X (sebelumnya Twitter) selama Pemilu 2019 dan Pemilu 2024. Penelitian ini juga mencakup wawancara dengan 46 cybertrooper, yang menunjukkan bahwa banyak dari mereka tetap mendukung partai atau kandidat yang sama seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa polarisasi politik yang sudah ada sebelumnya semakin mendalam, terutama dengan peran aktif pasukan siber dalam membangun narasi di dunia maya.

Wijayanto menyebutkan bahwa polarisasi afektif, di mana kelompok pendukung saling memperkuat identitas sosial sambil membangun kebencian terhadap lawan, masih menjadi ciri utama Pemilu 2024. Aktivitas pasukan siber semakin memperparah kondisi ini dengan menyebarkan informasi mendukung kandidat atau partai tertentu sambil menyerang lawan melalui informasi negatif.

Selain itu, Wijayanto juga menyebut bahwa strategi kampanye dalam Pemilu 2024 menggunakan kombinasi kampanye positif dan negatif. Kampanye positif memperkenalkan kelebihan kandidat, sedangkan kampanye negatif menyerang karakter pribadi lawan. Ada juga praktik "whitewashing", yang bertujuan menciptakan citra positif secara ekstrem untuk kandidat tertentu. Meskipun ada teknik kampanye yang berkembang, pola kampanye yang memperkuat polarisasi politik tetap konsisten.

Fenomena ini menjadi tantangan serius bagi sistem demokrasi Indonesia, yang semakin terpecah belah akibat aktivitas pasukan siber dan pengaruh media sosial.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved