Repelita Jakarta - Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, mengungkapkan bahwa ia telah mengkritik kegagalan Prof. Mahfud MD sejak 2,5 tahun lalu, saat Mahfud menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam).
“2,5 tahun lalu saya sudah kritik 3 Kegagalan Utama Prof Mahfud MD Menkopolhukam 2019-2024,” kata Natalius dalam unggahannya di X pada Senin (30/12/2024).
Eks Komisioner Komnas HAM ini menyebutkan ada tiga kegagalan utama yang dilakukan Mahfud selama menjabat. Pertama, terkait sinkronisasi hukum yang menurutnya tumpang tindih.
“Pertama soal sinkronisasi hukum-hukum yang tumpang tindih,” ungkap Natalius.
Kemudian, Natalius juga menilai bahwa penegakan hukum di masa Mahfud menjabat Menko Polhukam masih kurang profesional.
“Pembenahan penegakan hukum yang masih dinilai kurang profesional,” ujarnya.
Pernyataan terakhir Natalius menyoroti soal kemampuan Mahfud dalam menangani kasus-kasus besar. Ia menganggap Mahfud hanya “numpang tenar” tanpa mampu berperan aktif dalam pemasyarakatan budaya anti korupsi.
“Tidak mampu orkestrasi pemasyarakatan budaya anti korupsi & lebih nimbrung di kasus-kasus besar itu dianggap kerja-kerja orang yang numpang tenar,” kata Natalius.
Pada tahun 2020, Natalius juga mengkritik Mahfud melalui media sosialnya dan bahkan meminta Mahfud mundur dari jabatannya.
"Tahun 2020 persoalan bangsa ini didominasi tata kelola hukum. Itu kegagalan utama menkopolhukam, lebih banyak bicara tanpa isi dan tanpa kerja. Harusnya dicopot!" tulis Natalius saat itu.
Netizen memberikan reaksi beragam, salah satunya yang menyatakan, “Natalius benar, Mahfud seharusnya lebih banyak bekerja daripada sekadar bicara.”
Sementara itu, Mahfud sebelumnya juga mendapat kritik dari Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang menilai Mahfud gagal dalam sejumlah aspek. Kritik tersebut muncul setelah Mahfud menyatakan kebingungannya terkait pemberantasan korupsi di era Prabowo Subianto. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok