Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

MENOHOK Sindir Pelaku dan Kerabat Pemukul Dokter Koas, Dokter Eva: Ilmu Bisa Diajar, Etika Tidak!

 

Repelita, Jakarta 13 Desember 2024 – Pegiat media sosial sekaligus dokter, Eva Sri Diana, memberikan tanggapan tegas terkait kasus pemukulan dokter koas di Palembang yang diduga bermula dari permasalahan jadwal jaga. 

Eva, yang juga seorang dosen di sebuah Fakultas Kedokteran, menyoroti aspek etika sebagai inti dari profesi medis.

“Saya yang juga sebagai Dosen FK, sudah memberi nilai minus untuk mahasiswi ini,” ujar Eva dalam keterangannya di aplikasi X @DrEvaChaniago (13/12/2024).

Eva menegaskan bahwa seorang dokter dididik untuk memiliki sikap atau attitude, yang merupakan hal paling penting dalam profesi medis. Ia menyatakan bahwa ilmu kedokteran dapat diperbaiki dengan banyak belajar, tetapi masalah attitude tidak dapat diperbaiki dengan mudah.

“Kalau eticut yang kurang, dimanapun berada akan sulit diterima. Sesama rekan saja bisa sampai mencederai, apalagi konon nanti menghadapi pasien, masyarakat banyak,” cetusnya.

Eva mengkritik keterlibatan orang tua dalam masalah internal pendidikan dokter muda tersebut. Ia menilai bahwa campur tangan orang tua dalam urusan jaga malam tidak seharusnya terjadi, apalagi sampai melibatkan tindakan pemukulan.

“Jadi bukan orang tua si mahasiswi ini saja yang salah, tapi juga mahasiswinya,” cetusnya.

Menurut Eva, peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi pelaku dan masyarakat bahwa tidak seharusnya masalah kecil berujung kekerasan.

“Koas atau dokter muda bukanlah anak-anak lagi, mereka sudah sarjana kedokteran, manusia dewasa. Harus bijak dan sudah bisa menyelesaikan masalah sendiri, konon hanya masalah soal jaga,” tukasnya.

Eva juga memperingatkan bahwa sistem pendidikan kedokteran di Indonesia semakin memprihatinkan. Ia menyoroti sistem pendidikan berdasarkan UU Kesehatan Omnibus Law yang memprioritaskan kuantitas daripada kualitas.

“Dimana fakultas pendidikan kedokteran dibuat sebanyak-banyaknya, dengan kualitas mahasiswa dan FK yang entahlah,” sebutnya.

Eva juga menyayangkan organisasi profesi yang sudah diputuskan tidak ada kekuatan lagi, seperti Kolegium, perhimpunan, dan konsil kedokteran.

“Organisasi profesi sudah dimputasi jadi tidak ada kekuatan lagi, Kolegium, perhimpunan dan konsil kedokteran sudah dibubarkan,” sentilnya.

Menurutnya, hal ini membuat dunia kesehatan semakin dikendalikan oleh pemerintah tanpa kontrol yang memadai.

“Kata Eva, saat ini dunia kesehatan dipoles menjadi versi pemerintah dan akan berjalan sesuai kehendak pihak penguasa,” tandasnya.

Eva memperingatkan tentang potensi ancaman jangka panjang dari pendidikan kedokteran yang lemah, seperti serangan proxy war melalui sektor kesehatan.

“Sementara dunia kesehatan menjadi ladang para penjajah mencari cuan dan menjadi jalan mudah menguasai bangsa lain tanpa harus perang senjata, proxy war. Semoga Allah mengampuni kita semua,” tutupnya.(*) 

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved