Repelita, Jakarta – Kesehatan Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi perhatian publik setelah laporan mengenai penurunan kondisinya. Setelah 64 hari menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, kondisi kesehatan Prabowo menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat terkait kelangsungan kepemimpinan negara.
Kabar tersebut pertama kali dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Malaysia, Dato' Anwar Ibrahim. Dalam pernyataan resmi melalui media sosial, Anwar mengungkapkan bahwa pertemuan yang dijadwalkan dengan Presiden Prabowo di Pulau Langkawi terpaksa ditunda karena Presiden Prabowo sedang mengalami demam. Anwar menyampaikan doa agar Presiden Prabowo segera pulih dan menegaskan pentingnya kelanjutan kerja sama antarnegara untuk stabilitas kawasan.
Ahli epidemiologi dan pegiat media sosial, Tifauzia Tyassuma, yang akrab disapa Dokter Tifa, juga memberikan perhatian terhadap isu ini. Dalam pernyataannya di platform media sosial, Dokter Tifa menyoroti pentingnya kondisi kesehatan seorang pemimpin negara dalam menjaga stabilitas politik dan pemerintahan.
Dokter Tifa mengingatkan bahwa kesehatan Presiden sangat memengaruhi kemampuannya dalam menjalankan tugas negara. Ia menambahkan bahwa jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, Indonesia berisiko memiliki pemimpin pengganti yang tidak memenuhi harapan rakyat.
"Jika Presiden Prabowo meninggal atau berhalangan tetap, Indonesia bisa saja dipimpin oleh seseorang yang tidak memenuhi harapan rakyat—pemimpin yang tidak kompeten atau bahkan berbahaya," ujar Dokter Tifa.
Sebagai langkah preventif, Dokter Tifa menyarankan agar Presiden Prabowo segera mengambil langkah untuk menjaga kesehatan, termasuk menurunkan berat badan dan menjalani pola hidup sehat. Menurutnya, menjaga kesehatan secara konsisten dan menurunkan berat badan menjadi prioritas demi keberlanjutan kepemimpinan yang sehat dan kuat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok