Repelita Jakarta - Drew Sullivan, seorang jurnalis dan wirausahawan sosial, baru-baru ini menarik perhatian publik dengan memasukkan nama Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, dalam daftar pemimpin terkorup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Dalam laporan terbaru OCCRP, nama Widodo muncul bersama beberapa pemimpin dunia lainnya yang diduga terlibat dalam korupsi.
Sullivan bukan hanya seorang jurnalis, tetapi juga seorang pengusaha sosial yang telah mengubah dunia jurnalisme investigasi global. Sebagai salah satu pendiri OCCRP, ia telah membawa organisasi ini menjadi garda terdepan dalam melawan korupsi dan ketidakadilan. OCCRP telah menjadi platform global yang mengungkap berbagai kasus besar, seperti Panama Papers, dan mencatatkan jejaknya sebagai simbol keberanian dalam jurnalisme di era yang penuh tantangan kebebasan pers.
Sebelum terjun ke dunia jurnalistik, Sullivan memulai karier sebagai dinamisator struktural di proyek pesawat ulang-alik Rockwell Space Systems. Dengan gelar Teknik Dirgantara dari Universitas Texas A&M, ia beralih ke dunia jurnalisme, menggabungkan kemampuan teknis dan kreatif dalam investigasi yang mendalam. Bersama Paul Radu, ia mendirikan OCCRP pada 2007, yang kini menjadi salah satu organisasi jurnalisme investigasi terbesar di dunia.
OCCRP bukan hanya terkenal karena mengungkapkan skandal besar, tetapi juga dikenal karena menciptakan Reporters Shield, sebuah inisiatif perlindungan hukum untuk jurnalis investigasi dan LSM. Program ini memberikan perlindungan bagi mereka yang sering menghadapi ancaman hukum, termasuk serangan SLAPP (Strategic Lawsuit Against Public Participation).
Drew Sullivan percaya bahwa korupsi merupakan bagian dari upaya merebut kekuasaan negara dan menciptakan pemerintahan otokratis yang sering kali melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, dan menjarah sumber daya alam. “Pemerintah yang korup ini hanya memiliki satu masa depan: keruntuhan yang kejam atau revolusi berdarah,” ungkap Sullivan.
Dalam laporan OCCRP, nominasi untuk daftar pemimpin dunia terkorup ini melibatkan berbagai pihak, termasuk jurnalis, akademisi, pelaku bisnis, dan penegak hukum dari seluruh dunia. Prosesnya terbuka dan transparan, melibatkan voting dari pembaca serta anggota jaringan global OCCRP.
Netizen pun memberikan beragam komentar mengenai laporan ini. Seorang pengguna Twitter menulis, “Semoga laporan ini membuka mata kita tentang pentingnya pemimpin yang jujur dan bersih dari korupsi.” Netizen lainnya menambahkan, “Korupsi sudah mengakar kuat, semoga lebih banyak yang berani mengungkap kebenaran seperti OCCRP.”
Drew Sullivan terus memperjuangkan jurnalisme yang mendalam dan transparan, serta membuktikan bahwa kebenaran, meski sulit, harus terus diperjuangkan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok