Jakarta, 2 Desember 2024 – Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebutkan bahwa kabinet yang dibentuk oleh Prabowo masih tercium bau anyir darah enam laskar FPI yang tewas ditembak di KM 50.
Rizieq mengungkapkan rencananya untuk menggelar acara peringatan kematian enam laskar FPI yang ditembak aparat pada 7 Desember 2020. Ia menyatakan keprihatinan atas beberapa individu yang diduga terlibat dalam peristiwa tersebut dan kini menduduki posisi penting di kabinet Prabowo.
“Saya sedih dan prihatin, kabinet yang dibentuk oleh presiden baru ini masih ada bau anyir darah KM 50, karena beberapa orang yang diduga terlibat dalam peristiwa itu justru diangkat masuk kabinet,” ujar Rizieq di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).
Meski demikian, Rizieq mengaku bahwa susunan kabinet Prabowo sudah cukup baik. Ia juga menegaskan dukungannya agar kabinet dapat berjalan dengan baik, meski perasaan kesedihan masih menghinggapi dirinya terkait peristiwa tersebut.
Penembakan enam laskar FPI terjadi di KM 50, Jakarta-Cikampek, saat mereka mengawal perjalanan Habib Rizieq Shihab. Para laskar, yang merasa diikuti, memisahkan diri dari rombongan dan kemudian ditembak oleh anggota polisi yang mengikuti mereka.
Para pelaku penembakan adalah anggota kepolisian, dan peristiwa tersebut memunculkan narasi seolah terjadi baku tembak antara FPI dan polisi.
Editor: Elok R-ID