Eep Saefulloh Soroti Peran Jokowi di Pilkada 2024: Apakah Tepat untuk Ikut Campur?

 

Eep Saefulloh Kritisi Peran Jokowi di Pilkada 2024: Apakah Masih Etis?

Pengamat politik Eep Saefulloh menyoroti langkah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai terlalu jauh terlibat dalam Pilkada 2024.

Eep menggarisbawahi bahwa mantan presiden seharusnya menjadi sosok netral yang memayungi semua pihak dan menjunjung tinggi kepentingan kolektif.

Namun, keterlibatan Jokowi, termasuk dukungannya terhadap anak menantunya di Sumatera Utara, menciptakan kesan yang bertentangan dengan harapan publik terhadap seorang pemimpin setelah masa kekuasaannya berakhir.

Eep menilai meskipun secara hukum keterlibatan tersebut diperbolehkan, secara etika politik hal ini dianggap kurang tepat.

Ia menambahkan bahwa ekspektasi terhadap seorang mantan presiden adalah menunjukkan sikap yang semakin bijaksana dan mengurangi partisanship dalam setiap langkahnya.

Eep juga menyoroti potensi penggunaan sumber daya negara dalam mobilisasi politik, yang berpotensi mencederai prinsip keadilan dalam demokrasi.

Tindakan tersebut, jika benar terjadi, tidak hanya melanggar etika politik tetapi juga berpotensi merusak nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi.

Ia menegaskan bahwa dalam budaya Jawa, seorang pemimpin yang lengser seharusnya mengutamakan kebijaksanaan, bukan melanjutkan agenda politik dengan cara-cara yang dinilai kurang etis.

“Saya berharap, setelah masa kekuasaannya, Presiden Jokowi dapat melangkah lebih bijaksana. Namun, tampaknya harapan ini sulit terwujud," ujar Eep.

Ia juga menyampaikan kekhawatiran dari berbagai pihak yang sangat peduli pada etika dan demokrasi, terkait langkah Jokowi dalam konteks Pilkada 2024.

Langkah ini dinilai bertolak belakang dengan prinsip transisi kekuasaan yang mengedepankan kebijaksanaan demi menjaga integritas demokrasi di Indonesia.(*)

Editor: Elok Pewarta Repelita

Baca Juga