Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Dinilah Tak Paham Bahasa Indonesia, Sambutan Gibran Diprotes Netizen: Begitulah Fufufafa

 Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri pembukaan Konferensi Besar Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Jumat, 13 Desember 2024. (Instagram/@gibran_rakabuming)

Repelita, Jakarta 16 Desember 2024 – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming, kembali menjadi sorotan media sosial setelah sebuah video pidatonya viral.

Dalam video tersebut, Gibran terlihat melakukan kesalahan dalam penggunaan kata "para" yang memicu berbagai reaksi dari warganet. Pengulangan kata "para" dalam pidatonya dianggap tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.


Potongan video yang beredar melalui akun X @PUTRY_NUSANTARA menunjukkan Gibran mengenakan kemeja biru tua dan cokelat, lengkap dengan peci hitam. Ia menyampaikan sambutan dalam acara Konferensi Besar 2024 Fatayat Nahdlatul Ulama pada Jumat, 13 Desember 2024.

Dalam pidatonya, Gibran mengatakan, "Yang saya hormati, tokoh-tokoh, para-para tokoh agama, para-para kiai, para-para ibu nyai, yang hadir pada pagi hari ini."

Penggunaan "para-para" dianggap salah karena kata "para" sudah menunjukkan bentuk jamak dan tidak perlu diulang.

Seorang netizen menulis komentar, "Para itu sudah menunjukkan jamak, gak perlu diulang menjadi para-para."

Ada juga netizen yang memberikan komentar humor mengenai pengulangan tersebut. Salah satunya menyebut, "Para-para adalah rak yang terbuat dari kayu dan bambu dan biasanya terletak di dapur. Gitulah Fufufafa."

Kesalahan ini langsung memicu berbagai komentar dari warganet. Beberapa netizen mempertanyakan kemampuan Gibran dalam berpidato, mengingat posisi Wakil Presiden seharusnya menuntut penguasaan bahasa Indonesia yang baik.

"Mas Wapres ada baiknya mas Wapres belajar lagi berbahasa Indonesia yang baik ya," tulis seorang netizen.

"Parah. Tempo hari ada isu Wapres ini lulusan SMP sederajat, awalnya saya mikir nggak mungkin lah pasti hoax, setelah lihat ini kenapa asumsi itu buyar ya," komentar lainnya.

Meskipun kesalahan dalam penggunaan kata "para" terlihat sepele, dampaknya cukup signifikan karena terjadi dalam pidato resmi seorang Wakil Presiden.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved