Manila, 4 Desember 2024 - Ketegangan di Laut China Selatan kembali memanas setelah kapal penjaga pantai China, yang didukung oleh kapal angkatan laut, menembakkan meriam air dan menyerempet kapal patroli Filipina pada hari Rabu. Insiden ini terjadi di perairan yang disengketakan di Beting Scarborough, di mana kapal-kapal Filipina sedang melakukan patroli rutin untuk melindungi nelayan mereka.
Pejabat Filipina menyatakan bahwa tiga kapal penjaga pantai Filipina dan biro perikanan tengah melakukan patroli ketika beberapa kapal China mendekat dan melakukan tindakan agresif setelah fajar.
Meskipun tidak ada komentar langsung dari pihak China, sebelumnya Beijing telah mengklaim kedaulatannya atas wilayah tersebut, meskipun keputusan arbitrase internasional tahun 2016 membatalkan klaim historisnya.
Tindakan agresif China terjadi setelah lebih dari sebulan jeda, yang disebabkan oleh badai besar yang menghalangi banyak kapal Filipina untuk memasuki perairan tersebut. Kapal-kapal penjaga pantai Filipina tetap berkomitmen untuk melindungi hak dan keselamatan nelayan Filipina di wilayah maritim mereka.
Kapal BRP Datu Pagbuaya milik Filipina menjadi sasaran tembakan meriam air dengan tekanan tinggi dari kapal penjaga pantai China yang bernomor haluan 3302, yang mengenai antena navigasi kapal tersebut sekitar 16 mil laut dari Scarborough. Tak lama setelah itu, kapal China tersebut menyerempet sisi kanan kapal Filipina dan meluncurkan serangan meriam air kedua.
Kapal penjaga pantai Filipina lainnya, BRP Teresa Magbanua, juga menghadapi pemblokiran dan manuver berbahaya dari dua kapal angkatan laut China. Selain itu, kapal BRP Cabra menjadi sasaran manuver sembrono dari kapal China pada jarak sekitar 300 yard.
Sengketa teritorial ini terus menjadi titik api di kawasan Asia dan menjadi bagian dari persaingan yang lebih besar antara AS dan China. Meskipun AS tidak mengklaim wilayah tersebut, mereka menekankan pentingnya kebebasan navigasi dan penerbangan, serta penyelesaian damai atas sengketa tersebut. AS juga menyatakan komitmennya untuk membela Filipina jika pasukan Filipina diserang di Laut China Selatan.(*)
Editor: Elok WA R-ID