Repelita Jakarta - Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, menarik perhatian publik. Pesawat yang membawa 181 orang, terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak, gagal mendarat dengan selamat, mengakibatkan setidaknya 85 orang meninggal dunia.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 09.07 waktu setempat, saat pesawat tergelincir di landasan pacu setelah roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik. Pesawat terus meluncur hingga akhirnya menabrak dinding di sekitar bandara dan terjadi ledakan hebat. Upaya penyelamatan segera dilakukan, namun hanya dua penumpang yang berhasil diselamatkan.
Salah satu hal yang semakin memperburuk situasi adalah pesan terakhir dari salah seorang penumpang yang dikirim melalui aplikasi KakaoTalk. Dalam pesan tersebut, penumpang mengungkapkan bahwa pesawat sedang menunggu mendarat karena seekor burung terperangkap di sayap pesawat. "Merinding! Pesan penumpang di Kakao ini bilang pesawat gak bisa mendarat karena ada burung masuk wing (sayap) pesawat," tulis akun Instagram @minnie_monde dalam postingannya.
Pesan terakhir ini mengindikasikan terjadinya "serangan burung" atau bird strike yang menyebabkan malfungsi pada pesawat. Para penumpang dilaporkan merasa cemas dan beberapa bahkan menulis surat wasiat sebelum kecelakaan terjadi. Pesan tersebut menuai simpati warganet yang merasa terharu dengan ketegangan yang dialami penumpang dalam situasi tersebut.
Pemerintah Korea Selatan dan pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kecelakaan ini, termasuk apakah benar serangan burung yang menjadi penyebabnya. Jeju Air telah mengungkapkan belasungkawa dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.
Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan ini. Sementara itu, Bandara Muan ditutup hingga 1 Januari 2025 untuk keperluan penyelidikan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok