Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan analisis tajam terkait dinamika politik nasional, khususnya langkah strategis Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi pemilihan kepala daerah.
Rocky Gerung menyoroti keputusan Jokowi yang disebutnya “meninggalkan” Ridwan Kamil di DKI Jakarta untuk fokus memperkuat pengaruh politik di Jawa Tengah. Menurutnya, Jokowi lebih memilih bertaruh besar di Jawa Tengah sebagai basis kekuatan politiknya.
Dalam sebuah video yang diunggah di saluran YouTube-nya, Rocky Gerung menjelaskan bahwa langkah ini terlihat dari absennya Jokowi dalam mendukung kampanye Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta. Ia menilai, kampanye pasangan tersebut sepi antusiasme tanpa kehadiran Jokowi atau pimpinan partai koalisi lainnya.
Rocky juga menilai kombinasi Ridwan Kamil-Suswono sejak awal tidak memiliki daya tarik politik yang kuat. Ia menambahkan, keputusan memaksa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung agenda Jokowi justru bertentangan dengan tradisi oposisi PKS, sehingga melemahkan posisi pasangan tersebut.
Menurut Rocky Gerung, absennya dukungan solid dari koalisi Indonesia Maju semakin memperlihatkan lemahnya strategi politik Jokowi di Jakarta. Hal ini kontras dengan pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang tampak lebih terorganisir.
Keputusan Jokowi untuk menghadiri kampanye akbar Ahmad Faizin di Jawa Tengah, lanjut Rocky, merupakan langkah strategis yang penuh risiko. Jawa Tengah adalah basis politik utama Jokowi, sehingga ia tampak mengorbankan Jakarta demi mempertahankan dominasi politik di wilayah tersebut.
Namun, Rocky menilai langkah ini bisa menjadi bumerang. Ia mengingatkan bahwa sentimen penolakan terhadap Jokowi di Jakarta dapat menyebar ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang berpotensi melemahkan posisi koalisi pemerintah secara nasional.
Rocky juga mengaitkan langkah politik Jokowi ini dengan posisi Gibran Rakabuming sebagai Wakil Presiden. Menurutnya, jika Jokowi kehilangan kekuatan di Jakarta dan Jawa Tengah, legitimasi politik Gibran akan ikut terancam. Hubungan antara Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran juga berisiko terganggu, yang dapat memicu pergeseran besar dalam konfigurasi politik nasional.
Untuk menghadapi tantangan ini, Rocky Gerung mengimbau Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah tegas. Ia menyarankan agar Prabowo memperkuat hubungan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan menegaskan bahwa kondisi politik saat ini merupakan akibat dari kesalahan strategi rezim sebelumnya.
Rocky menekankan pentingnya langkah ini untuk menjaga legitimasi pemerintahan Prabowo di tengah dinamika politik yang terus berubah.(*)