Risiko Jika Ridwan Kamil Jadi Kepala Daerah: Tuduhan Misoginis Mengancam

 

Pengamat politik Rocky Gerung memberikan kritik tajam terhadap pernyataan Ridwan Kamil yang dianggap merendahkan perempuan dan bersifat misoginis.

Kritik ini muncul setelah Ridwan Kamil menyebutkan tentang perempuan janda dalam sebuah acara, yang dinilai tidak sensitif terhadap masalah gender.

Rocky Gerung menilai komentar tersebut sebagai bukti ketidakpahaman Ridwan Kamil terhadap isu-isu kesetaraan gender.

Meskipun Ridwan Kamil mungkin berniat untuk bercanda, pernyataannya tetap saja dinilai merendahkan perempuan.

Menurut Rocky, ucapan seperti itu sangat tidak pantas dan mencerminkan pandangan yang merendahkan perempuan.

Pernyataan Ridwan Kamil dianggap oleh Rocky sebagai contoh dari ketidaktahuan dasar tentang masalah gender dan kesetaraan.

Rocky menegaskan bahwa seorang pemimpin, terutama di kota besar seperti Jakarta, harus lebih sensitif terhadap isu-isu terkait kesetaraan gender dan penghormatan terhadap perempuan.

"Jakarta adalah kota metropolitan yang sangat multikultural. Kita harus mempromosikan penghargaan terhadap hak-hak perempuan, bukan justru membuat mereka sebagai bahan olok-olok," kata Rocky.

Tidak hanya mengkritik Ridwan Kamil, Rocky juga menyoroti sikap partai politik yang mendukung pasangan ini, yakni Golkar dan PKS.

Menurutnya, partai-partai ini, yang seharusnya mengusung kesetaraan, malah membiarkan kadernya melakukan tindakan yang merendahkan perempuan.

Rocky menyatakan hal ini jelas menunjukkan ketidakpedulian terhadap isu kesetaraan gender.

Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa kualitas seorang pemimpin harus mencerminkan penghargaan terhadap semua warganya, terutama perempuan.

"Jika seorang calon pemimpin tidak bisa menghargai perempuan, bagaimana mereka bisa memimpin dengan baik? Kita perlu pemimpin yang paham kesetaraan dan bisa membawa Jakarta menjadi kota yang lebih baik dan beradab," tandasnya.

Pernyataan Ridwan Kamil yang dianggap misoginis ini telah menuai kritik luas dari berbagai kalangan, termasuk para aktivis perempuan dan politisi.

Banyak yang berharap agar para calon pemimpin lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama dalam isu yang sangat sensitif seperti penghormatan terhadap perempuan.(*)

Baca Juga