Prabowo Diingatkan Tarik Garis Tegas dari Pengaruh Jokowi
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, diingatkan sejumlah pihak untuk menunjukkan sikap lebih independen dengan menarik garis tegas dari pengaruh Jokowi dalam pemerintahannya.
Langkah ini dinilai penting agar publik dapat melihat arah kebijakan yang berbeda dan mencerminkan warna baru dari pemerintahan Prabowo.
Namun, keberadaan beberapa figur kepercayaan Jokowi di kabinet Prabowo dinilai masih menguatkan persepsi bahwa bayang-bayang mantan Presiden Jokowi belum sepenuhnya hilang.
Peneliti senior dari Centra Initiative, Al Araf, mengungkapkan bahwa Prabowo perlu menunjukkan kemandirian politik dalam kepemimpinannya.
"Prabowo harus menunjukkan sikap yang lebih independen. Selama ini, kabinet dan sejumlah kebijakan yang muncul masih mencerminkan jejak Jokowi," ujarnya, Senin (25/11).
Menurut Al Araf, hubungan politik antara Prabowo dan Jokowi akan menjadi indikator penting dalam menentukan kekuatan masing-masing.
"Jika hubungan mereka tetap mesra selama lima tahun, maka Jokowi yang di atas angin. Namun, jika hubungan itu merenggang dalam enam bulan, artinya Prabowo punya keberanian mengambil sikap mandiri," tambahnya.
Sementara itu, pengamat politik Ray Rangkuti juga menyoroti intensitas komunikasi antara Prabowo dan Jokowi.
Menurut Ray, kunjungan Prabowo ke kediaman Jokowi di Solo menjadi salah satu tanda masih kuatnya pengaruh Jokowi dalam beberapa keputusan strategis.
"Pak Prabowo masih terlihat sering meminta pendapat Jokowi, misalnya dalam konteks Pilkada. Ini menunjukkan pengaruh Jokowi masih cukup besar," jelas Ray.
Meskipun demikian, momen Pilkada di beberapa daerah seperti Jawa Tengah dan Jakarta dipandang sebagai titik penting untuk mengukur kemandirian politik Prabowo.
"Jika hasil Pilkada di beberapa daerah tidak memberikan efek positif bagi Jokowi, itu mungkin akan menjadi momen bagi Prabowo untuk lebih percaya diri mengambil langkah mandiri," tutup Ray.(*)