Jakarta, 30 November 2024 – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba baru-baru ini mengungkapkan keprihatinan mendalam atas konflik yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Dalam pernyataan mengejutkan, Ishiba membandingkan intensitas serangan udara Israel di Gaza dengan peristiwa tragis pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II.
"Sangat menyedihkan bahwa lebih banyak bom dijatuhkan di Gaza daripada di Tokyo dalam serangan udara besar-besaran AS selama Perang Dunia II," ungkap Shigeru Ishiba.
Pernyataan tersebut muncul setelah ia menerima informasi dari Direktur Kesehatan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Seita Akihiro, mengenai belasan ribu bom yang telah dijatuhkan di Gaza. Berdasarkan data yang ada, sejak Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan sekitar 18.000 ton bom di Jalur Gaza. Jumlah ini setara dengan 1,5 kali kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, yang menewaskan sekitar 140.000 orang, serta di Nagasaki yang menewaskan 70.000 orang.
Konflik di Gaza telah menyebabkan lebih dari 44.300 korban jiwa, sebagian besar adalah warga sipil, terutama wanita dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 104.900 orang lainnya mengalami luka-luka.
Tindakan Israel yang memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza semakin memperburuk situasi. Kebijakan ini telah menuai kecaman internasional, dengan banyak pihak menilai bahwa tindakan Israel tersebut merupakan upaya untuk melakukan genosida terhadap penduduk Palestina di Gaza.
Menanggapi krisis kemanusiaan ini, Jepang telah memberikan bantuan kemanusiaan melalui PBB. Bantuan tersebut berupa makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh para pengungsi.
"Kami sangat mengapresiasi bantuan kemanusiaan dari Jepang. Bantuan ini sangat berarti bagi kami dalam membantu para pengungsi Palestina," ujar Seita Akihiro. (*)
Editor: Elok Pewarta Repelita