Serangan besar Rusia menggunakan rudal balistik ke wilayah Ukraina dipicu oleh serangan Ukraina yang menargetkan fasilitas kepresidenan Rusia di Kursk pada Rabu, 20 November 2024.
Serangan tersebut dilaporkan dilakukan dengan menggunakan rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris. Rudal ini menghantam fasilitas perlindungan, atau bunker, yang digunakan oleh kepemimpinan Rusia dan beberapa petinggi militer Korea Utara.
Sebagai respons, Rusia meluncurkan serangan dengan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Ukraina pada Kamis, 21 November 2024. Rudal tersebut dikenal karena presisi dan kemampuan jangkauannya yang jauh, dan dilaporkan menyerang pusat komando bawah tanah tempat pejabat Rusia dan kemungkinan militer Korea Utara ditempatkan.
Indikasi awal, termasuk puing-puing yang ditemukan di lokasi serangan, menunjukkan bahwa rudal yang digunakan adalah Storm Shadow buatan Inggris. Sebuah pejabat Barat mengonfirmasi bahwa ini adalah pertama kalinya Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
Serangan ini mendapat restu dari Amerika Serikat, yang telah memberikan Ukraina akses ke rudal ATACMS jarak jauh beberapa hari sebelumnya. Laporan Rusia menyebutkan bahwa sebanyak 12 rudal diluncurkan ke wilayah Kursk, dengan presisi yang menghancurkan target.
Menurut sumber lokal yang dikutip oleh Clash Report, target yang disasar adalah fasilitas keamanan tinggi yang menampung pos komando pasukan Rusia. Fasilitas ini dilaporkan digunakan oleh kepemimpinan Rusia dan juga berfungsi sebagai basis operasi untuk komandan militer Korea Utara. Struktur bawah tanah ini terletak di dekat desa Marino dan telah lama menjadi lokasi operasi militer penting.
Situs BM melaporkan bahwa fragmen rudal dengan lambang “Storm Shadow” ditemukan di dekat desa Marino, di jalan raya E38, Kursk. Sebuah foto yang dibagikan di media sosial mengonfirmasi penemuan ini, memperlihatkan potongan puing-puing dengan label Storm Shadow yang jelas terlihat.
Penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina di wilayah Rusia menandai peningkatan dalam taktik serangan presisi, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Rudal ini, dengan jangkauan hingga 250 mil, dirancang untuk menyerang target yang terlindungi dengan akurasi tinggi, dan mampu menghindari sistem pertahanan udara modern.
Persetujuan Inggris untuk mengerahkan Storm Shadow dalam serangan terhadap target di Rusia menunjukkan eskalasi besar dalam konflik ini. Langkah ini mengikuti contoh Amerika Serikat yang telah memberikan izin untuk penggunaan rudal ATACMS terhadap posisi Rusia.
Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa Ukraina sekarang menggunakan senjata canggih untuk menargetkan infrastruktur penting Rusia di tanah air mereka. Sementara itu, Rusia merespons dengan meningkatkan serangan balasan, termasuk dengan meluncurkan rudal balistik ke wilayah Ukraina.
Rudal Storm Shadow sendiri, yang dikembangkan oleh pabrik senjata MBDA, adalah rudal jelajah jarak jauh dengan presisi tinggi. Dengan panjang sekitar 5,1 meter dan berat 1.300 kilogram, Storm Shadow dapat terbang dengan kecepatan hingga 600 mph, memiliki jangkauan operasional hingga 250 kilometer, dan dilengkapi dengan sistem panduan GPS dan inframerah untuk akurasi yang luar biasa.
Rudal ini telah digunakan oleh sejumlah pesawat tempur, termasuk Tornado GR4 Inggris, Mirage 2000D Prancis, dan Eurofighter Typhoon. Fleksibilitas dalam platform peluncuran memberikan fleksibilitas operasional yang signifikan.(*)