Mantan politikus PDIP, Maruarar Sirait, menggelar sayembara dengan hadiah Rp8 miliar bagi siapa saja yang berhasil menemukan buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Masiku. Hadiah tersebut berasal dari kantong pribadinya sebagai bentuk partisipasi untuk memastikan tidak ada pihak yang kebal hukum.
"Iya dong, kita kan partisipasi publik. Kita kan berharap negara ini tidak ada kebal hukum. Masa ada orang yang sudah bertahun-tahun tersangka, kok bisa bebas berkeliaran?" kata Maruarar, yang akrab disapa Ara, pada Kamis (28/11/2024).
Dia menduga bahwa ketidakmampuan untuk menangkap Harun Masiku disebabkan oleh keterlibatan orang besar dalam kasus ini. Menurut Ara, Indonesia tidak boleh kalah dengan koruptor.
“Menurut saya pasti ini kan melibatkan kasus besar, melibatkan orang besar. Ya, kita partisipasi dong. Sebagai warga negara, saya diberkati sama Tuhan, saya ada rezeki. Kita pengen negara ini tidak kalah dengan koruptor,” ujar Ara.
Ara juga menyebutkan bahwa kasus Harun Masiku telah lama tidak menunjukkan perkembangan signifikan, yang mendorongnya untuk menginisiasi sayembara tersebut.
"Saya mengambil inisiatif sebagai pribadi boleh dong, untuk memberikan semangat kepada masyarakat dan saya dapat respons positif. Jadi banyak yang semangat untuk bisa memberikan informasi, mencari Harun Masiku," ungkapnya.
Perkara ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) yang mengungkap dugaan suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019-2024. KPK menetapkan beberapa tersangka, termasuk mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dan Harun Masiku.
Wahyu Setiawan divonis tujuh tahun penjara pada 2020 setelah dinyatakan bersalah menerima suap. Namun, meski Wahyu Setiawan telah bebas bersyarat pada 2023, Harun Masiku masih berstatus buron dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
(*)