Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Lewat Pilkada, Prabowo Perlu Dibantu Agar ‘Pede’ Lepas dari Cengkeraman Jokowi

 Lewat Pilkada, Prabowo Perlu Dibantu Agar ‘Pede’ Lepas dari Cengkeraman Jokowi

Pilkada Serentak Jadi Tolak Ukur Dominasi Jokowi

Pencoblosan Pilkada Serentak pada 27 November 2024 akan menjadi momen penting untuk menilai sejauh mana dominasi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dalam memengaruhi pemilih.

Berdasarkan klaim sebelumnya, lebih dari 80 calon kepala daerah mengaku mendapat dukungan Jokowi. Namun, hanya sekitar 20 calon yang secara terbuka meminta endorsement langsung dari Presiden Jokowi.

“Nah, ini catatan penting. Besok pagi (27 November) sangat penting. Kenapa sangat penting? Karena besok akan menunjukkan apakah dinasti Mulyono (nama kecil Jokowi) masih mampu mengendalikan permainan politik atau tidak,” ujar Pakar Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari, Selasa, 26 November 2024.

Feri mengajak masyarakat untuk mengalahkan calon kepala daerah yang mendapat dukungan dari Jokowi.

Ia menilai, kekalahan para calon tersebut akan menjadi dukungan moral bagi Presiden Prabowo Subianto untuk lebih percaya diri memimpin pemerintahan.

“Kalau bisa, pastikan 20-an kepala daerah yang didukung Jokowi kalah. Itu akan membantu Pak Prabowo percaya diri bahwa dia adalah Presiden,” tegas Feri.

Menurutnya, jika para calon kepala daerah ini menang, Prabowo akan terus merasa bahwa jabatannya sebagai Presiden adalah hasil pertolongan dari Jokowi.

Di sisi lain, Feri mengkritik sejumlah forum internasional yang dihadiri Prabowo, yang justru membuka ruang bagi Jokowi dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk tampil di dalam negeri.

“Walaupun pertemuan luar negeri seperti OPEC dan COP sangat penting, kemarin itu seolah-olah memberi panggung bagi Presiden sebelumnya dan anak Presiden untuk tampil di berbagai agenda dalam negeri,” ungkapnya.

Feri juga menyoroti kebijakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang meluncurkan program ‘Lapor Mas Wapres’.

Menurutnya, hal tersebut bertentangan dengan pernyataan Gibran sebelumnya, yang menyatakan bahwa seluruh program pemerintah saat ini adalah program Presiden Prabowo.

“Kalau dia benar-benar mendukung Presiden, mestinya yang dia luncurkan adalah program ‘Lapor Presiden,’ bukan ‘Lapor Wakil Presiden,’” kritik Feri.

Ia menduga narasi dukungan penuh Gibran terhadap Prabowo hanya manipulasi politik semata.

Feri mencurigai Gibran sedang mempersiapkan diri untuk Pemilu 2029 mendatang.

“Jangan-jangan, di balik pernyataan mendukung Presiden, dia sebenarnya sedang mempersiapkan kampanye menuju 2029,” katanya.

Menurut Feri, upaya semacam ini tidak hanya merugikan Prabowo, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia.

“Kalau itu benar, yang menderita bukan hanya Pak Deddy Sitorus, tetapi kita semua ikut menderita,” pungkasnya. (*)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved