Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil menyoroti ciri negara gagal, yaitu ketika kekayaan suatu bangsa hanya dikuasai oleh segelintir orang.
Prabowo menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak berarti jika mayoritas rakyat tidak dapat merasakan manfaatnya.
Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari anggota Komisi III DPR RI, Benny K. Harman.
Politikus Partai Demokrat itu menyatakan bahwa pandangan Prabowo mencerminkan perhatian besar terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di Indonesia.
"Benar sekali, jika kekayaan negara selama ini hanya dinikmati segelintir orang, itu negara gagal. Negara tidak hadir atau negara hadir namun hanya menonton," kata Benny melalui akun X miliknya pada Kamis, 21 November 2024.
Benny menambahkan, lebih buruk lagi jika negara justru menjadi alat bagi oligarki. Menurutnya, absennya negara dalam mengelola kekayaan negara hanya akan menambah kesengsaraan rakyat. "Negara yang pasif hanya akan semakin memperburuk kondisi," tegasnya.
Politikus ini berharap, di bawah kepemimpinan Prabowo, pemerintah dapat menciptakan kebijakan yang lebih merata untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memperjuangkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Saya yakin Presiden Prabowo dengan kuasa dari rakyat mampu menghadirkan kembali negara yang aktif, yang benar-benar melawan oligarki karena mencintai rakyatnya," pungkas Benny.
Pernyataan Prabowo di forum internasional tersebut mempertegas komitmennya untuk menjadikan Indonesia lebih adil dan inklusif di masa depan, dengan tujuan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(*)