Kekecewaan Warga Jakarta terhadap Ridwan Kamil Meningkat Jelang Pilkada 2024
Masa lalu calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, yang terekam dalam media sosial, terus membekas di hati masyarakat Jakarta. Beberapa warga mengungkapkan kekesalan mereka dan memutuskan untuk tidak memilih Ridwan Kamil pada Pilkada DKI Jakarta pada 27 November 2024 mendatang.
"Saya ajak keluarga untuk tidak memilih pasangan Ridwan Kamil-Suswono," kata Sabenih, seorang warga Pejompongan.
Hal senada disampaikan oleh Ahmad warga Kebayoran Lama, Diania warga Jagakarsa, Basir warga Tebet, dan Nurohman warga Jelambar. Mereka merasa dilecehkan oleh pernyataan yang dilontarkan oleh pasangan calon yang didukung oleh Presiden Jokowi ini.
Pengamat Pilkada Abdul Halim memahami sikap tersebut. Menurutnya, warga Jakarta merasa terhina oleh cuitan-cuitan Ridwan Kamil di media sosial, terutama ketika ia menyebut warga Jakarta dengan kata-kata negatif seperti tengil, pelit, dan songong.
"Emang salah apa warga Jakarta terhadap Ridwan Kamil sehingga ia harus melontarkan kata-kata tak pantas dan mengundang permusuhan?" tanya Halim.
Meskipun pernyataan tersebut sudah terlontar beberapa tahun yang lalu, Halim menegaskan bahwa kata-kata itu masih terngiang di ingatan banyak orang. "Perbedaan waktu tidak menghilangkan perilaku itu sendiri. Yang jelas Ridwan terbukti menulis kalimat itu. Isinya menyakitkan," ujarnya.
Sebelum cuitan tersebut viral, Halim mengaku simpatik terhadap Ridwan Kamil. Namun, setelah membaca cuitan-cuitannya, pandangannya berubah. "Saya merasa menjadi korban pencitraan Ridwan Kamil. Oleh karena itu, pandangan saya langsung berubah," tambahnya.
Pemerhati politik Rizal Fadillah juga berpendapat bahwa Ridwan Kamil keliru dalam mengambil simpati masyarakat. Ia menilai bahwa penghinaan terhadap Jakarta dengan kata-kata seperti "bokep", "malas", dan "hedon" merupakan bagian dari propaganda untuk meningkatkan popularitas di Jawa Barat, khususnya Bandung.
"Padahal pola menghina seperti itu tidak baik untuk seorang pemimpin. Semestinya membangun spirit itu dengan cara yang lebih positif," kata Rizal.
Jejak digital Ridwan Kamil di platform X (sebelumnya Twitter) menjadi sorotan setelah cuitan-cuitannya yang menyindir warga Jakarta tersebar luas. Dalam salah satu cuitannya pada Juni 2011, ia menyebut karakter orang Jakarta dengan kata-kata "tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon."
Selain itu, ide Ridwan Kamil untuk membangun fasilitas gym di pinggir jalan raya dekat halte TransJakarta juga menuai kritik. Pengamat politik Abdul Halim menilai bahwa Ridwan Kamil tidak memahami karakter masyarakat Jakarta. "Setiap pagi, warga Jakarta sudah harus berdesakan di bus TransJakarta. Bagaimana mereka bisa berolahraga di tengah-tengah kemacetan?" ujarnya.
Sementara itu, elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono menurun tajam setelah sejumlah blunder selama kampanye. Hasil survei terbaru menunjukkan pasangan Pramono-Rano lebih unggul dibandingkan pasangan Ridwan-Suswono.
Menurut pengamat politik, meskipun Ridwan Kamil didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), dukungan tersebut mulai melemah. Rizal Fadillah memperkirakan pasangan Ridwan-Suswono tidak akan menang pada Pilkada DKI Jakarta 2024.
"RK-Suswono tidak akan menang. Gerakan 'coblos semua' menggerus suara mereka," tegas Rizal.
Dengan semakin dekatnya hari pencoblosan, hasil survei menunjukkan pasangan Pramono-Rano lebih unggul. Namun, ada kemungkinan Pilkada Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran, mengingat perbedaan suara yang tipis antara pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono-Rano.
Electabilitas pasangan Pramono-Rano di beberapa lembaga survei mencapai 42-46%, sedangkan pasangan Ridwan-Suswono tercatat 37-39%. Survei terakhir memperkirakan bahwa pasangan Ridwan-Suswono sulit untuk meraih kemenangan dalam satu putaran.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun Ridwan Kamil memiliki dukungan politik yang besar, berbagai kontroversi dan pernyataan yang dianggap menyinggung warga Jakarta dapat mempengaruhi hasil Pilkada yang semakin mendekat. (*)