Hasto Kristiyanto Ungkap Kasus Formula E Sebagai Kriminalisasi Anies Baswedan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membuat pernyataan mengejutkan terkait kasus Formula E. Dalam wawancara di YouTube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu malam (23/11/2024), Hasto mengungkapkan bahwa kasus tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap Anies Baswedan, yang dilakukan atas perintah langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kasus Formula E itu kriminalisasi, dan saya bersaksi itu dari perintah Pak Jokowi secara langsung," kata Hasto, seperti dikutip dari video tersebut.
Pernyataan Hasto pun langsung menjadi sorotan publik, terutama di media sosial. Nama Hasto Kristiyanto bahkan menjadi trending topic di X, platform media sosial. Pegiat media sosial, Maudy Asmara, turut mengomentari pengakuan tersebut, berharap agar Anies Baswedan selalu dalam lindungan Allah SWT. Cuitannya yang disertai dengan potongan video pernyataan Hasto itu telah dilihat lebih dari 53 ribu warganet.
Salah satu komentar dari warganet menanggapi pengakuan Hasto dengan mengatakan, "Tak ada kata terlambat dalam kebaikan. Statement Mas Hasto ini jadi counter yang valid bagi mereka yang selama ini telah memfitnah Pak Anies atas prestasinya di program Formula E." Komentar tersebut mendapat sambutan luas dari pengguna X lainnya.
Hasto, dalam wawancaranya, juga menyebutkan bahwa Presiden Jokowi memiliki ketakutan terhadap pengaruh yang dimiliki oleh Anies Baswedan. Ia mengungkapkan bahwa Jokowi sangat khawatir dengan munculnya Anies, hingga akhirnya memerintahkan untuk mengkriminalisasi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut melalui kasus Formula E.
"Saya masih ingat, ketika Anies Baswedan itu dikriminalisasi, Pak Presiden Jokowi berbicara dengan saya. Beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedan," ujar Hasto. "Sehingga itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi, dan saya bersaksi itu perintah dari Pak Jokowi secara langsung," tambahnya.
Persepsi yang muncul dari pengakuan ini mengindikasikan bahwa Jokowi merasa terancam oleh Anies Baswedan, yang dianggap memiliki pengaruh besar. Bahkan, ada dugaan bahwa upaya kriminalisasi terhadap Anies juga berlanjut dalam Pilpres 2024.
Dalam Pilkada Serentak 2024, baik Jokowi maupun Anies Baswedan sama-sama mengendorse kandidat calon pimpinan daerah di sejumlah wilayah di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan persaingan pengaruh yang semakin intens di berbagai tingkat politik di Indonesia.(*)