Oleh: Sholihin MS - Pemerhati Sosial dan Politik
FPI Jakarta mengejutkan publik dengan mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RIKA) dan Suswono (SUS), dalam Pilkada 2024. Keputusan ini bertentangan dengan sikap organisasi yang selama ini dikenal kritis terhadap pemerintah, khususnya terhadap Presiden Joko Widodo.
Sebagian pihak mempertanyakan langkah FPI Jakarta yang kini bersekutu dengan penguasa yang dianggap zalim oleh sebagian umat Islam, terutama setelah peristiwa pembantaian enam laskar FPI pada 2020. Jokowi, yang dianggap sebagai otak di balik pembantaian tersebut, tidak mudah dilupakan oleh para pendukung FPI.
Sebagian besar kalangan menganggap FPI sebagai ormas yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran, namun keputusan mendukung RIKA-SUS dianggap sebagai langkah kontroversial. Jika FPI tidak segera mencabut dukungan tersebut, dikhawatirkan nama baiknya sebagai ormas mujahid akan tercemar.
Bahkan, ada dugaan bahwa FPI Jakarta kini disusupi oleh mereka yang lebih tertarik pada keuntungan politik, yang mengarah pada ketergantungan pada kekuasaan. Keputusan ini juga dinilai bertentangan dengan sikap Imam Besar Habib Rizieq Shihab, yang sebelumnya menyatakan tidak akan ikut campur dalam politik praktis, khususnya dalam Pilkada 2024.
Selain itu, Ridwan Kamil, yang kini menjadi calon gubernur Jakarta, memiliki rekam jejak yang cukup kontroversial, terutama dalam kaitannya dengan FPI. Pada tahun 2010, Ridwan Kamil sempat mengkritik FPI secara terbuka melalui cuitan di media sosial.
Namun, FPI Jakarta tetap memilih mendukung pasangan RIKA-SUS. Keputusan ini diumumkan dalam video yang disiarkan oleh IBTV, di mana Sekretaris DPD FPI DKI Jakarta, Habib Hadziq bin Ali Al Haddad, membacakan surat keputusan dukungan tersebut.
Habib Hadziq menegaskan bahwa keputusan FPI Jakarta untuk mendukung pasangan RIKA-SUS diambil setelah menggelar rapat dan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk penandatanganan pakta integritas oleh kedua calon. FPI menganggap Pilkada DKI Jakarta 2024 sangat penting karena berpengaruh pada kemaslahatan masyarakat, terutama mengingat Jakarta adalah ibu kota negara.
Walaupun demikian, Habib Hadziq mengingatkan umat Islam untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, meskipun ada perbedaan pilihan dalam Pilkada. Ia berharap umat Islam di Jakarta tetap bersatu dan mengedepankan kepentingan umat, meski berbeda dukungan politik.(*)