Wakil Presiden Gibran Dikecam Netizen Soal Pernyataan Tentang Oleh-Oleh Prabowo dari Luar Negeri
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menuai kritik dari netizen akibat pernyataannya terkait oleh-oleh yang dibawa Presiden Prabowo Subianto usai lawatan ke luar negeri.
Dalam unggahan di akun TikTok pribadinya, Gibran menyebutkan bahwa Prabowo membawa oleh-oleh berupa komitmen investasi dari sejumlah negara. Ia juga menegaskan bahwa investasi senilai Rp294 triliun tersebut ditujukan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Menyambut Bapak Presiden @prabowo yang membawa ‘oleh-oleh’ komitmen investasi dan kerja sama di berbagai bidang sebesar USD 18,5 miliar (+/- Rp 294T) untuk rakyat Indonesia dari hasil lawatan selama dua minggu ke enam negara,” tulis akun TikTok @Gibran Rakabuming, Minggu (24/11).
Pernyataan itu menjadi perbincangan hangat setelah salah satu akun di platform X membagikan ulang unggahan tersebut dengan kritikan pedas.
"Hutang kok dibilang oleh-oleh komitmen investasi. Nih Wapres berapa sih IQ-nya?" tulis salah satu akun.
Akun lain menambahkan kritik dengan membandingkan nilai komitmen investasi tersebut dengan kasus dugaan korupsi besar di Indonesia.
"Jauh-jauh ke luar negeri cuma dapat utangan yang nggak lebih besar dari korupsi timah di Babel," tulis seorang netizen.
Kritikan juga datang terkait istilah yang digunakan Gibran, di mana beberapa warganet merasa penggunaan kata "oleh-oleh" tidak mencerminkan substansi dari kerja sama tersebut.
"Dia menganggap pak @prabowo ke LN sekadar jalan-jalan, plesiran, terus pulang bawa oleh-oleh. Oala…wakilmu gini amat, Pak," tulis akun lain.
Sebagian besar warganet juga menyoroti beban utang negara yang terus bertambah dan meminta pemerintah lebih fokus pada langkah-langkah nyata dalam memberantas korupsi.
"Kenapa nggak sita aset para koruptor saja? Jelas-jelas itu milik negara, tapi lebih milih ngutang lagi," ujar salah satu warganet.
Sampai saat ini, belum ada tanggapan lanjutan dari Gibran terkait reaksi netizen atas unggahannya tersebut. Prabowo Subianto juga belum memberikan pernyataan resmi mengenai isu yang berkembang.(*)