Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] PEDAS Dua Kasus Penembakan dalam Sepekan, Kejiwaan Anak Buah Listyo Sigit Memang Perlu Diperiksa

 

Ketua MPR Dorong Evaluasi Kejiwaan Rutin di Kepolisian Setelah Kasus Penembakan

Ketua MPR RI Ahmad Muzani meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk rutin mengevaluasi kondisi kejiwaan para anggota kepolisian.

Permintaan ini menyusul dua insiden penembakan dalam satu pekan terakhir, yaitu polisi menembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat, dan polisi menembak tiga siswa SMKN 4 Kota Semarang, Jawa Tengah.

“Barangkali diperlukan karena orang itu kan selalu ada perubahan sikap psikologi. Perubahan itu, saya kira, perlu dipantau,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2024).

Evaluasi Berkala

Muzani menilai evaluasi kejiwaan berkala penting dilakukan untuk mencegah kejadian serupa.

Namun, ia menyerahkan mekanisme dan waktu pelaksanaan evaluasi tersebut sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

“Iya mungkin evaluasi berkala dalam kurun waktu tertentu perlu dilakukan. Kapan waktunya, biar Polri yang menentukan, apakah setahun sekali atau dalam waktu tertentu,” ujarnya.

Kasus Penembakan di Semarang

Sebelumnya, warga Semarang digemparkan dengan penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap tiga siswa SMKN 4 Kota Semarang.

Salah satu korban, berinisial GRO (17), meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSUP dr. Kariadi Semarang pada Minggu (24/11/2024).

Dua korban lainnya masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit yang sama.

Penembakan di Solok Selatan

Sementara itu, Polda Sumatera Barat telah menjerat Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, dengan pasal pembunuhan berencana.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Barat Kombes Pol. Andri mengungkapkan bahwa penyidik menemukan indikasi persiapan matang dari pelaku berdasarkan jumlah peluru yang dibawa saat insiden.

"Tersangka membawa dua magazine. Satu berisi 15 peluru dan lainnya berisi 16 peluru. Selain itu, terdapat 11 peluru tambahan di kantong celananya," ujar Andri dalam konferensi pers, Sabtu (23/11/2024).

Jumlah peluru yang dibawa menjadi indikasi kuat bahwa AKP Dadang telah merencanakan aksinya saat menembak korban, AKP Riyanto Ulil Anshari, di kantor Polres Solok Selatan pada Jumat (22/11/2024).

Tuntutan Reformasi di Kepolisian

Kedua insiden ini memicu desakan untuk meningkatkan pembinaan psikologis dan pengawasan internal di tubuh Polri. Evaluasi menyeluruh diharapkan dapat mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.(*)

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved