Gibran Minta Bawaslu Tegas, Tapi Diduga Dukung Cagub Jakarta
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik setelah sikapnya terkait Pilkada DKI Jakarta 2024 dianggap kontradiktif.
Sebelumnya, Gibran menyerukan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk bertindak tegas terhadap pelanggaran pemilu. Namun, pada saat yang hampir bersamaan, ia diduga menginstruksikan relawannya mendukung salah satu calon gubernur Jakarta.
Minta Bawaslu Tidak Tebang Pilih
Pada Apel Hari Tenang dan Konsolidasi Nasional Bawaslu yang digelar di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024), Gibran menyampaikan pesan agar lembaga tersebut menjaga netralitas.
“Saya berharap Bawaslu dapat bersikap tegas, adil, dan tidak tebang pilih dalam menjalankan fungsi pengawasan. Jika ada sengketa pemilu, tolong dikawal penuh dan pastikan semua pihak mendapatkan haknya,” ujar Gibran.
Ia juga meminta masyarakat, TNI, Polri, dan instansi terkait untuk menjaga situasi tetap kondusif selama masa pemilu.
Diduga Dukung Salah Satu Cagub
Namun, dugaan keterlibatan Gibran dalam mendukung salah satu calon gubernur Jakarta mencuat. Ketua Relawan Gibran Center, Marsudiyanto, mengungkapkan bahwa Wakil Presiden meminta relawannya bekerja memenangkan pasangan tertentu di Pilgub Jakarta.
"Iya, beliau meminta kami turun untuk memenangkan Rido. Semua tim di akar rumput sudah diinstruksikan untuk bergerak maksimal," kata Marsudiyanto, Selasa (19/11/2024).
Respons Warganet
Sikap Gibran yang terlihat bertentangan ini menjadi pembahasan hangat di media sosial. Banyak warganet menilai tindakan tersebut mencerminkan sikap plin-plan.
Akun media sosial bahkan mengunggah perbandingan sikap Gibran dengan komentar, “Gibran bilang minta ketegasan Bawaslu, tapi malah mendukung Cagub. Jadi, mana yang asli?”
Isu Netralitas Juga Seret Presiden Prabowo
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto juga menjadi sorotan karena memberikan dukungan kepada pasangan calon gubernur di Jawa Tengah.
Bawaslu menyatakan tindakan Prabowo tidak melanggar aturan karena dilakukan pada hari libur. Pernyataan ini mendapat kritik dari publik yang mempertanyakan apakah presiden benar-benar bebas dari tanggung jawab di akhir pekan.
Publik Pertanyakan Konsistensi
Publik kini mempertanyakan konsistensi Gibran yang di satu sisi meminta penegakan aturan pemilu, namun di sisi lain diduga terlibat langsung dalam mendukung salah satu pasangan calon.
Kasus ini semakin menambah daftar isu netralitas para pemimpin politik dalam menjaga demokrasi yang jujur dan adil.(*)