Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi, Sekolah Bantah Terlibat Tawuran
GR (17), seorang siswa berprestasi di SMKN 4 Semarang, tewas setelah ditembak polisi pada Minggu (24/11/2024) dini hari di sekitar Perumahan Paramount, Semarang Barat. Pihak kepolisian mengklaim bahwa penembakan terjadi karena GR dan teman-temannya terlibat tawuran. Namun, pihak sekolah membantah tuduhan tersebut dan menyebut GR sebagai siswa yang tidak memiliki catatan kenakalan.
Wakil Kepala Sekolah SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, menyatakan bahwa GR dan kedua temannya dikenal sebagai anak baik-baik. Menurut Agus, ketiganya adalah anggota Paskibraka dan baru saja meraih piala di Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024 tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada bulan Oktober lalu. "Anak-anak baik yang terpilih karena mereka ikut ekstra paskibra, itu anak-anak pilihan," kata Agus.
Agus juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi ketiga siswa tersebut terlibat tawuran. "Tidak ada catatan kenakalan. Yang kita tahu, mereka adalah anak-anak baik," lanjutnya.
Guru Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus, turut meragukan klaim polisi yang menyebutkan ketiga siswa terlibat tawuran. "Kalau tawuran kok bertiga? Terus mereka dari organisasi baik. Apa mungkin tertembak salah sasaran?" ujar Nanang, yang juga mempertanyakan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penembakan.
GR sendiri dikenal sebagai anak piatu yang dibesarkan oleh ayah dan neneknya. Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, menjelaskan bahwa penembakan GR bermula saat anggotanya berusaha melerai tawuran pelajar. Irwan menyatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan pendalaman internal terkait insiden ini.
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa GR diduga merupakan anggota gangster yang terlibat tawuran di sekitar lokasi kejadian. Irwan menambahkan bahwa ketika polisi berusaha membubarkan kerumunan, mereka diserang, yang memicu tindakan tegas dari pihak kepolisian.(*)