Ridwan Kamil dan Suswono Dikecam Terkait Pernyataan Kontroversial Tentang Janda di Pilkada DKI Jakarta
Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil, mendapat sorotan tajam usai mengeluarkan pernyataan kontroversial saat kampanye di Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, pada 16 November 2024.
Dalam acara tersebut, Ridwan Kamil menyebutkan bahwa janda perlu diberi bantuan atau dinikahi. Pernyataan ini memicu kritik tajam dari warganet yang menilai ucapan tersebut merendahkan martabat perempuan, khususnya ibu tunggal.
Dalam kampanye itu, Ridwan Kamil ditemani oleh Ketua Komisi III DPR RI dari Partai Gerindra, Habiburokhman, serta Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi Gerindra, Ali Lubis. Habiburokhman bahkan ikut menambahkan komentar terkait status janda.
Ridwan Kamil menyampaikan, "Nanti janda-janda akan disantuni oleh Pak Habiburokhman, akan diurus lahir-batin oleh Bang Ali Lubis. Akan diberi sembako oleh Bang Adnan. Dan kalau cocok, akan dinikahi oleh Bang Ryan."
Pernyataan tersebut disambut tawa para pendukung di lokasi, namun viralnya video tersebut justru menimbulkan polemik.
Pernyataan Suswono Tak Kalah Kontroversial
Sebelum Ridwan Kamil, calon wakilnya, Suswono, juga sempat menuai kontroversi dengan menyarankan janda kaya raya menikahi pria pengangguran untuk meningkatkan kesejahteraan di Jakarta.
Suswono bahkan mengambil contoh pernikahan Siti Khadijah dengan Nabi Muhammad SAW dalam pernyataannya. Hal tersebut ia sampaikan saat acara deklarasi dukungan dari Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada 26 Oktober 2024.
Dalam acara tersebut, Suswono juga menyinggung usulan warga terkait "kartu janda."
"Kemarin ada yang nyeletuk, waktu dialog ini, 'Pak, ada kartu janda enggak?'" ucap Suswono.
Setelah mendapat kecaman dari berbagai pihak yang menganggap pernyataan itu menistakan agama, Suswono meminta maaf.
"Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik. Atas hal itu, saya meminta maaf sekaligus mencabut pernyataan tersebut," ujar Suswono dalam keterangan tertulis pada 29 Oktober 2024.
Suswono mengklarifikasi bahwa ucapannya hanya dimaksudkan sebagai candaan, tanpa niat menyinggung pihak mana pun.
"Tidak ada maksud sama sekali menyinggung tentang janda, apalagi manusia agung sepanjang zaman, Rasulullah SAW," katanya.
Meski demikian, ia mengakui guyonan tersebut kurang bijaksana dan tidak pada tempatnya.
"Saya tegaskan bahwa itu bukan bagian dari program RIDO (Ridwan-Suswono). Kami berkomitmen untuk memberdayakan kelompok lemah dan rentan," pungkasnya.
Pernyataan dari kedua kandidat ini telah menimbulkan perdebatan publik mengenai sensitivitas dalam berkomunikasi dan menghormati kelompok masyarakat tertentu, khususnya perempuan.(*)