Rusia Sebut Usulan Pemberian Senjata Nuklir ke Ukraina sebagai 'Kegilaan'
Moskow, 27 November 2024 – Kementerian Luar Negeri Rusia mengkritik keras usulan yang beredar mengenai kemungkinan pemberian senjata nuklir oleh Washington kepada Ukraina. Rusia menyebut ide tersebut sebagai 'kegilaan' dan menjadi salah satu alasan di balik keterlibatannya dalam konflik di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa skenario pemberian senjata nuklir tersebut tidak boleh terjadi.
"Kami menganggap ini sebagai kegilaan mutlak yang dipaksakan oleh pihak Barat kepada beberapa elemen politik di Ukraina," ujar Zakharova.
Ia juga menuduh Ukraina menggunakan isu tersebut untuk menekan Barat agar memberikan lebih banyak bantuan.
"Tindakan yang tidak bertanggung jawab oleh Ukraina dan pendukung Baratnya dapat membawa dunia ke ambang bencana," tambahnya.
Pernyataan ini muncul setelah laporan dari The New York Times yang mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya menyarankan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan senjata nuklir kepada Ukraina sebelum masa jabatannya berakhir.
Sebelumnya, Kremlin mengkritik keras diskusi di Barat mengenai kemungkinan mempersenjatai Ukraina dengan senjata nuklir. Pejabat keamanan senior Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan bahwa jika transfer senjata nuklir tersebut terjadi, Rusia akan menganggapnya sebagai serangan terhadap negara mereka dan dapat merespons dengan senjata nuklir.
Ukraina mewarisi senjata nuklir dari Uni Soviet setelah keruntuhan pada tahun 1991, namun mereka menyerahkannya berdasarkan Memorandum Budapest tahun 1994 sebagai imbalan atas jaminan keamanan dari Rusia, AS, dan Inggris. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan bahwa penyerahan senjata nuklir tersebut membuat negara mereka tidak aman, dan menjadi salah satu alasan mengapa Ukraina harus bergabung dengan NATO, meskipun ditentang keras oleh Rusia.
(*)