LUBANG BUAYA - Pakar telematika Roy Suryo bersama civitas akademika yang tergabung dalam UI Watch mengunjungi monumen kesaktian Pancasila.
Dalam pernyataanya Roy Suryo merasa tersanjung bisa bergabung dengan para senior UI."Kita harus berani mengatakan salah jika salah dan benar jika benar, jangan ada rasa takut,"ucap Roy.
Dalam sebuah pernyataan yang tegas, kelompok UI Watch menggelar acara di Monumen Pancasila Sakti untuk memperingati sejarah kelam G30S/PKI.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para akademisi dan tokoh masyarakat, yang dengan lantang menyuarakan pentingnya menjaga ingatan kolektif bangsa terkait tragedi tahun 1965, di mana para jenderal dan ulama menjadi korban kekejaman PKI.
Salah satu perwakilan UI Watch menyampaikan kritik tajam terhadap langkah pemerintah di era Presiden Jokowi yang dinilai berusaha membalikkan narasi sejarah dengan mengeluarkan peraturan yang memberikan santunan kepada keluarga keturunan PKI.
Keputusan ini, menurut mereka, melukai para keluarga korban G30S, termasuk anak-anak para pahlawan revolusi yang hanya menerima bantuan yang sangat minim.
Para peserta kegiatan juga menekankan bahwa ancaman bahaya laten PKI masih ada.
Mereka mendesak masyarakat untuk tetap waspada terhadap kebangkitan PKI Gaya Baru, yang kini bergerak dengan cara yang lebih terselubung.
Selain itu, UI Watch menyerukan agar pemerintah baru di bawah Prabowo nantinya mencabut peraturan yang dianggap mencederai martabat bangsa.
Acara diakhiri dengan doa dan penghormatan kepada para pahlawan revolusi, di mana UI Watch menegaskan komitmen mereka untuk terus menjaga kebenaran sejarah dan membela Pancasila sebagai panduan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Monumen Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari komitmen para tokoh yang hadir untuk terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Mereka berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia tidak melupakan sejarah kelam yang pernah terjadi, serta terus menjaga nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.***
Kontributor: Roy Suryo
%20(Custom).jpg)
