Penetapan Tom Lembong Sebagai Tersangka Kasus Korupsi Impor Gula, Sindiran Gibran Rakabuming Kembali Viral
Penetapan mantan Menteri Perdagangan, Tom Lembong, sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula menarik perhatian publik. Hal ini semakin ramai dibahas setelah video sindiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming kepada Lembong kembali viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gibran menyindir Lembong yang saat itu menjadi bagian dari tim sukses Anies Baswedan dengan nada tajam dan kritis.
Pada Selasa, 29 Oktober 2024, Tom Lembong resmi ditetapkan sebagai tersangka. Ia diduga menyalahgunakan wewenang dalam kebijakan impor gula saat masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan.
Keputusan ini memicu perbincangan hangat di dunia maya. Momen perdebatan yang melibatkan Gibran dan Lembong kembali mencuat di tengah status baru yang disandang Lembong.
Dalam video yang kembali viral tersebut, Gibran secara tegas mempertanyakan kompetensi tim sukses Anies, termasuk Tom Lembong. Gibran menyindir bahwa tim Anies tidak membekali calon mereka dengan pemahaman yang mendalam mengenai teknologi.
Gibran menyoroti bahwa Lembong sering membahas teknologi baterai LFP (Lithium Ferro Phosphate), namun calon wakil presiden Anies, Cak Imin, justru tidak memahami teknologi tersebut.
"Sering ngomongin LFP itu timsesnya, tapi cawapresnya gak paham LFP itu apa, kan aneh. Saya gak tahu ya, Pak Tom Lembong dan timsesnya sering gak diskusi dengan cawapresnya, masa cawapresnya gak paham? Aneh lho," ujar Gibran dalam video yang diunggah akun X @AlexNKRI pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Rekaman ini langsung memicu banyak komentar dari warganet, terutama di akun @tham878, yang mengaitkannya dengan status tersangka Lembong.
Banyak yang menilai sindiran Gibran terbukti “akurat” setelah Tom resmi memakai “rompi pink,” seragam yang dikenakan tersangka korupsi.
"Namanya Tom Lembong disinggung Mas Gibran waktu debat cawapres, gak terasa dia udah pakai rompi pink," tulis seorang netizen.
Komentar pedas pun membanjiri unggahan tersebut, menandakan kekecewaan masyarakat terhadap kasus yang melibatkan pejabat negara.
"Yah namanya orang butuh duit, butuhnya sampai ngerampok rakyat," tulis seorang warganet.
"Hari-hari berita perampok duit rakyat," celetuk netizen lainnya.(*)