Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Diguyur Hujan, Prabowo Ajarkan Filosofi Kepemimpinan bagi Kabinet


Di tengah semilir angin Magelang dan gerimis yang mengguyur, Presiden Prabowo Subianto berdiri tegak di hadapan para taruna Akademi Militer, menyampaikan filosofi kepemimpinan bangsa. Seperti menggemakan semangat leluhur, Prabowo menekankan prinsip “ing ngarsa sung tuladha,” bahwa seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi yang dipimpinnya.

“Kalau anak buah basah, pimpinan harus basah. Kalau anak buah kepanasan, pimpinan harus kepanasan. Kalau anak buah lapar, pemimpin harus merasakan lapar juga. Itu adalah asas kepimpinan kita,” tutur Prabowo tegas, mengalirkan pesan yang lebih dari sekadar nasihat, melainkan panggilan untuk bersatu dalam setiap rasa, di manapun mereka berada.

Kenangan tentang seorang jenderal yang gugur di garis depan kembali hadir di benak Prabowo, ia menjadikannya contoh nyata dari tradisi kepemimpinan bangsa. “Pernah saya dengar, waktu seorang jenderal bintang satu gugur di daerah operasi, ada yang bertanya, kenapa seorang Brigjen kok berada di daerah operasi di depan? Karena tradisi kita adalah bahaya yang dipikul oleh anak buah, harus juga dipikul oleh atasan-atasannya,” kenang Prabowo, suaranya bergema di hadapan ribuan pasang mata yang setia menyimak.

Tak hanya kata-kata, Prabowo menunjukkannya dalam tindakan. Di bawah guyuran hujan deras, ia mengajak jajarannya di Kabinet Merah Putih untuk turut serta dalam Parade Senja bersama para taruna dan taruni. “Kami bangga dengan saudara-saudara sekalian. Penampilan saudara tadi, saya tuh lihat saudara basah-basah, saya pun mengajak para jenderal ikut basah-basah,” ujarnya, sembari tersenyum di bawah hujan.

Dengan tak gentar, 1.200 pasukan Taruna dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian menuntaskan parade mereka, menghadirkan defile megah di tengah derasnya hujan yang membasahi Lapangan Pancasila. Dari pukul 17.30 hingga hampir dua jam kemudian, pemandangan tersebut seolah menegaskan satu hal: jiwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan, melainkan keberanian untuk turut merasakan setiap perjuangan yang dipikul bersama.

Sumber Berita / Artikel Asli : indonesiainside

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved