Aktivis 98 sekaligus akademisi, Ubedilah Badrun, membeberkan dugaan korupsi yang melibatkan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ubedilah menyampaikan bukti-bukti terkait keterlibatan kedua putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, dalam aktivitas bisnis yang mencurigakan dan berpotensi menyalahi aturan.
Ubedilah menyoroti pembelian saham besar oleh salah satu putra presiden yang dijuluki “putra mahkota”. Putra mahkota ini, menurutnya, membeli 180 juta lembar saham di pasar modal dengan nilai hampir mencapai Rp100 miliar. Sementara itu, Kaesang, putra kedua Jokowi, diketahui menggunakan jet pribadi dalam kegiatan bisnisnya.
"Perusahaan mereka masih baru berdiri, tapi sudah bisa membeli jutaan saham dengan nilai miliaran rupiah. Pertanyaan kita adalah, dari mana uangnya?" ujar Ubedilah dalam YouTube Abraham Samad dikutip, Senin (14/10/2024).
Ia menegaskan bahwa karena mereka adalah anak presiden, publik berhak mengetahui asal usul dana tersebut, terutama karena putra-putra Jokowi mendapat fasilitas negara, termasuk pengawalan dari Paspampres.
Ubedilah juga menyatakan bahwa dirinya dan timnya telah menelusuri lebih dalam jaringan perusahaan yang dibangun oleh Gibran dan Kaesang.
Dalam investigasinya, ia menemukan bahwa kedua putra Jokowi berkolaborasi dengan anak seorang manajer dari perusahaan besar untuk mendirikan perusahaan baru.
"Perusahaan ini kemudian dimiliki mayoritas oleh kedua putra mahkota dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan pada saat itu, Gibran sudah menjabat sebagai Wali Kota serta menjadi komisaris utama di perusahaan lain," tambah Ubedilah.
Lebih lanjut, Ubedilah mengungkap bahwa perusahaan ini mendapat suntikan dana besar dua kali, dengan total mencapai ratusan miliar rupiah dari perusahaan Venture Capital. Ia mempertanyakan bagaimana perusahaan baru yang dipimpin oleh anak presiden bisa mendapat dukungan finansial sebesar itu.
Hal yang lebih mengejutkan, lanjut Ubedilah, adalah ketika anak manajer perusahaan yang terlibat dalam kerjasama dengan putra presiden ini tiba-tiba diangkat menjadi duta besar dengan posisi strategis. “Ini jelas menunjukkan adanya konflik kepentingan,” tutupnya.
Ubedilah menegaskan bahwa niatnya adalah untuk mendorong transparansi dan memastikan bangsa Indonesia terbebas dari praktik KKN seperti dikutip dari fajar
Ubedillah Badrun: Uang Dari Mana?
Ubedilah Badrun baru-baru ini menyinggung dugaan korupsi yang melibatkan keluarga besar Presiden Joko Widodo, khususnya kejanggalan transaksi saham yang dilakukan Kaesang Pangarep beberapa tahun yang lalu.
Ketika nama Kaesang Pangarep disorot karena dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi, Ubedilah mengaku telah melaporkannya ke KPK sejak dua tahun yang lalu, namun hasilnya nihil.
Kini, ia kembali membahas kasus yang melibatkan Kaesang, di mana ia membeli 180 juta lembar saham di pasar saham yang nilainya hampir menyentuh Rp 100 miliar.
"Putera mahkotanya membeli 180 juta lembar saham di pasar saham. Nilainya hampir Rp100 miliar, kurang lebih. Kok bisa beli ratusan juta lembar saham begitu? Dari mana uangnya?" kata Ubedilah, seperti dikutip dari podcast Abraham Samad.
Saat meneliti perusahaan Kaesang, Ubedilah menemukan adanya potensi konflik kepentingan, karena ia bekerja sama dengan anak seorang direktur di perusahaan besar tersebut.
Menurut Ubedilah, ketika melihat Gibran dan Kaesang, ia melihat ada potensi konflik kepentingan.
Gibran saat itu menjabat sebagai wali kota, sementara Kaesang terlibat sebagai Komisaris Utama di sebuah perusahaan.
Perusahaan tersebut kemudian menerima suntikan dana yang sangat besar. Ubedilah merasa heran karena perusahaan yang masih terbilang baru bisa mendapatkan dana ratusan miliar dengan begitu mudah.
Ubedilah melanjutkan, perusahaan yang dimaksud sebelumnya juga pernah menjadi wakil otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurutnya, di situ terlihat adanya hubungan antara presiden dan direktur perusahaan tersebut.
Lebih jauh lagi, Ubedilah menyebutkan bahwa orang yang pernah dijadikan duta besar kini diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Sementara itu, perusahaan tersebut juga terlibat dalam kasus lingkungan.
Demikianlah ulasan mengenai profil Ubedilah Badrun, yang mencurigai adanya praktik korupsi atas kejanggalan transaksi saham Kaesang Pangarep. Semoga bermanfaat.
[VIDEO]
****