Pegiat media sosial, Chusnul Chotimah, kembali menjadi sorotan publik dengan pernyataannya yang kontroversial terkait Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) 2021. Dalam unggahannya di platform X (@ch_chotimah2), Chusnul mengungkapkan dugaan bahwa pemilihan ketua umum Kadin pada 2021 tak lepas dari campur tangan istana.
"Mereka bongkar sendiri," tulis Chusnul, Minggu (22/9/2024), menyindir keterlibatan pihak istana dalam pemilihan tersebut.
Chusnul menuding bahwa istana turut memuluskan jalan bagi Arsjad Rasjid untuk terpilih sebagai Ketua Umum Kadin. Ia juga mengkritik pihak-pihak yang dengan cepat mempercayai pernyataan istana yang menyangkal adanya intervensi.
"Saat istana bilang tidak ada cawe-cawe presiden, para ceboker langsung percaya begitu saja," ungkapnya sinis.
Lebih jauh, Chusnul juga menyinggung kubu Anindya Bakrie yang menyebut keterlibatan Presiden Jokowi dan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam pemilihan Munas Kadin 2021. Menurutnya, campur tangan tersebut menjadi kunci keberhasilan Arsjad Rasjid dalam pemilihan ketua Kadin.
"Anindya Bakrie dan kubunya mengungkap keterlibatan Jokowi dan BIN dalam proses pemilihan yang memenangkan Arsjad Rasjid," lanjut Chusnul.
Anindya Bakrie sendiri merupakan kandidat kuat dalam Munas Kadin 2021, bersaing ketat dengan Arsjad Rasjid.
Chusnul menyelesaikan pernyataannya dengan kritik tajam, "Saya tak tahu apakah mereka ini terlalu polos atau terlalu bodoh," ujarnya menutup pembicaraan sepeti dikutip dari fajar
Dugaan Intervensi BIN dalam Munas Kadin 2021
Tudingan soal adanya main mata BIN dalam agenda munas bermula dari kabar beberapa anggota BIN yang bertemu dengan pengurus Kadin.
Pertemuan ini diduga berkaitan dengan agenda munas. Ajakan pertemuan ini tampak dari isi pesan instan salah satu anggota BIN kepada salah satu petinggi Kadin.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, saat itu dua orang sumber Tempo yang masing-masing merupakan petinggi Kadin Provinsi dan Kadin Indonesia menyebut telah berkali-kali memperoleh pesan dari anggota BIN.
Bukti-bukti pesan yang ditunjukkan tersebut berisi desakan agar Kadin mengundurkan jadwal munas hingga mempengaruhi dukungan ke salah satu calon.
Seorang sumber di lingkaran petinggi Kadin yang pernah memperoleh pesan dari intelijen bahkan mengatakan anggota BIN sudah tiga hingga empat kali bersemuka dengan salah satu panitia munas.
Selain itu, Ketua Kadin Sumatera Utara, Ivan Batubara juga membenarkan perihal pertemuannya dengan anggota BIN untuk membahas Munas Kadin.
“Kami biasa lah berhubungan, berinteraksi dengan seluruh kepentingan. Karena perhelatan besar, mereka kan juga punya tugas,” ujar Ivan pada Tempo kala itu.
BIN sendiri menampik adanya dugaan intervensi tersebut. Juru bicara Badan Intelijen Negara atau BIN, Wawan Hari Purwanto memastikan tidak ada perintah bagi BIN untuk mencampuri agenda internal Kadin. Wawan menyebut BIN akan mendukung siapapun kandidat yang terpilih.
“Dari BIN tidak ada perintah intervensi. Semua berjalan biasa,” ujar Wawan.***