Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan kekuasaan merupakan sesuatu yang indah.
Hal tersebut Aboe sampaikan dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (22/9/2024).
Mulanya, Aboe mengeluhkan rompi PKS yang ia kenakan harganya murah, sehingga membuat dirinya kepanasan.
"Pantasnya lah pagi ini setelah kita breakfast yang enak, olahraga tadi menggetarkan jantung dan jiwa kita, ya paling tidak ada sedikit keringat ya. Apalagi kita punya ini (rompi PKS) yang panas. Biasa kalau murah agak panas emang hahaha," ujar Aboe.
Aboe lantas meminta Bendahara Umum PKS Mahfudz Abdurrahman untuk menyediakan rompi yang bahannya lebih adem.
Dia berjanji akan membuat rompi yang lebih bagus bagi para kader PKS ke depannya.
"Pokoknya setiap abis acara-acara, Sekjen tidak akan lupa memberi oleh-oleh," tuturnya.
Hanya saja, Aboe meminta maaf jika rompi untuk kader PKS kurang cantik modelnya.
Dia memastikan, ketika PKS sudah berkuasa nanti, rompi yang diberikan bakal lebih "gila" modelnya.
Aboe pun mengungkapkan bahwa kekuasaan merupakan sesuatu yang indah.
"Memang kekuasaan itu indah, kawan-kawan sekalian. Kalau Doktor Hidayat (HNW) jadi Presiden RI, Doktor Hidayat pantaslah daripada yang ada ini. Ini, ini lebih bagus ya lebih berkelas ya. Sudah ikhtiar saudara kita Sohibul Iman untuk mendatangkan figur di republik ini, tapi memang nampaknya ada sesuatu yang perlu waktu," imbuh Aboe.
Untuk diketahui, PKS telah menyatakan mereka bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Selama 10 tahun terakhir, PKS diketahui merupakan partai yang menempatkan diri sebagai oposisi seperti dikutip dari kompas
Salim Segaf ke Kader PKS: Tak Berkoalisi, Mana Bisa Majukan Bangsa?!
Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri berpantun soal pentingnya koalisi untuk membangun bangsa.
Pantun itu disampaikan Salim saat membuka Rakernas PKS dengan tema Kolaborasi Membangun Negeri di Jakarta Pusat, Jumat (20/9).
"Kalau tak ada kapal pinisi, mana mungkin kita arungi samudera. Kalau tak kita berkoalisi, mana bisa kita majukan bangsa," kata Salim yang disambut tepuk tangan kader PKS.
Diketahui, pada Pilpres 2024 lalu, PKS berada dalam Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan Anies Baswedan-Cak Imin.
Belakangan PKS menyatakan bergabung dengan koalisi pemerintahan kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu, Salim berharap rakernas yang digelar hingga Minggu (22/9) tersebut menghasilkan program kerja yang konkrit untuk kemenangan PKS di Pilkada serentak.
Selain itu, ia berharap rakernas itu menjadi momen evaluasi bagi PKS. Salim mengatakan di Pemilu 2024, PKS memiliki target dapat 15 persen suara. Namun target itu tidak tercapai.
"Kita evaluasi apa yang terjadi. Bukankah target kita 15 persen? Hampir semua kita mengatakan kita akan sampai 15 persen. Bahkan sebagian lebih dari itu. Memang semua kita tahu, apapun yang kita lakukan pasti yang terjadi adalah keinginan. Tapi kita evaluasi," kata Salim.
Menurutnya, penyebab target tidak tercapai bisa jadi faktor internal maupun eksternal. Salim mengaku tidak mau mendengar alasan karena kecurangan.
"Apa penyebabnya? Mungkin penyebabnya internal sendiri atau penyebabnya juga eksternal ada sesuatu.
Saya tidak ingin dengar kata-kata, 'Pak Ustadz kami ini dicurangi'. Bahasa itu saya tidak akan terima. Dari dulu juga banyak curang. Apa sebabnya supaya tidak terjadi," kata Salim.***