Kantor berita India, ANI, menggugat Netflix Inc (NFLX.O), perusahaan penyedia layanan streaming film salah satu serial India yang bercerita tentang pembajakan pesawat.
ANI meminta agar keempat episode serial itu dihapus lantaran menggunakan konten ANI tanpa izin, demikian disampaikan pengacara ANI kepada Reuters pada Senin(9/9/2024).
Serial yang berjudul ‘IC-814: The Kandahar Hijack’ --versi fiksi dari pembajakan pesawat Indian Airlines penerbangan 814 dari Kathmandu pada 1999-- menuai kontroversi sejak dirilis Agustus 2024.
Para pengguna media sosial dan anggota Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi mengkritik tayangan ini karena menggambarkan para pembajak pesawat sebagai warga Hindu yang menggunakan nama-nama Hindu, padahal aslinya adalah Muslim.
Netflix lalu mengeluarkan bantahan baru terhadap tayangan enam episode pekan lalu setelah para pejabatnya dipanggil Kementerian Informasi dan Penyiaran India. Dikatakan juga nama kode yang dipakai dalam serial ini merefleksikan nama yang digunakan dalam insiden yang sebenarnya.
“Mereka telah menggunakan rekaman arsip hak cipta dari ANI tanpa izin, mereka juga telah menggunakan merek dagang (ANI),” tegas pengacara ANI, Sidhant Kumar.
“Karena serial ini telah mendapat kritikan seperti itu, merek dagang dan nama merek kami menjadi tercemar,” sambung Kumar, seraya menambahkan ANI ingin Netflix menghapus empat episode yang kontennya digunakan.
Dia menuturkan, Pengadilan Tinggi Delhi pun menyetujui menyidangkan kasus ini dan meminta respons dari Netflix. Hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari Netflix atas permintaan konfirmasi dari Reuters, yang memiliki saham minoritas di ANI.
India menuduh Pakistan dan kelompok militan berbasis di negara itu atas pembajakan pada Desember 1999. Pembajakan ini berhasil diatasi setelah New Delhi membebaskan tiga militan kelompok ekstremis Islamis, termasuk Masood Azhar, pemimpin salah satu kelompok itu.