Anies Baswedan berpotensi terjegal untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya, Koalisi Indonesia Maju atau KIM sedang menggalang dukungan partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil di Jakarta.
Relawan Anies Baswedan pun disarankan meniru relawan Pro Jokowi alias Projo yang dulu mendesak PDIP mengusung Jokowi di Pilpres 2014 lalu.
Terbaru, Pengamat politik Hendri Satrio menyatakan, pencalonan Ridwan Kamil diprediksi ingin memblokade langkah Gubernur Jakarta Anies Baswedan (2017-2022) yang ingin kembali bertarung dalam Pilkada Jakarta 2024.
Apalagi dalam survei dari berbagai lembaga penelitian, Anies memiliki elektabilitas yang cukup tinggi hampir mencapai 30 persen.
“Ya kalau Anies tidak maju karena sudah diblok sama partai dan penguasa, Ridwan Kamil bisa melawan kotak kosong,” kata Hendri, Senin (5/8/2024).
Jika PDIP dan PKS bersatu mengusung Anies, menurut dia, ini bisa menyulitkan Ridwan Kamil menang di Jakarta.
Namun hal ini akan sulit terjadi karena adanya perbedaan gerbong secara politik maupun ideologi saat Pilkada 2017 dan Pilpres 2024.
Oleh karena itu, dia menyarankan, pendukung Anies untuk meniru cara Pro Jokowi (Projo) seperti mendesak PDIP mendukung Jokowi.
“Kalau ini pendukung Anies provokasi PDIP dan PKS,” pungkas dia.
Diketahui, besar kemungkinan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akan mengusung Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil (RK) sebagai bakal calon gubernur Jakarta di Pilkada 2024.
KIM Plus adalah koalisi partai politik yang mengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 yakni Partai Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, dan Garuda.
Di luar itu PKB, PKS, dan Nasdem disebut-sebut juga akan bergabung KIM, sehingga menjadi KIM Plus.
Koalisi besar itu memunculkan isu duet Ridwan Kamil-Ahmad Syaikhu sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang diusung KIM Plus.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad berpendapat bahwa hanya ada dua pasangan calon yang nantinya akan bertanding di Pilkada Jakarta.
"Saya yakin pada akhirnya di Pilkada Jakarta itu maksimal hanya akan terjadi dua pasang saja yang bertarung," kata Dasco usai menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat pada Rabu (31/8/2024).
Selain itu, Dasco mengatakan KIM akan bekerja sama dengan partai politik lain dalam Pilkada di sejumlah provinsi, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Dia menyebut perluasan koalisi itu sebagai KIM Plus.
Adapun KIM merupakan koalisi pendukung pemerintah yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, Partai Prima, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Koalisi ini mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Reaksi PDIP
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan bahwa dalam pemilihan gubernur (pilgub) di pilkada serentak 2024, tidak ada kotak kosong.
Menurut Hasto, PDIP saat ini terus berkomunikasi dengan partai politik lainnya untuk membangun kerja sama politik.
Hal itu disampaikan Hasto menjawab soal Golkar dan Gerindra bakal mendukung Deddy Mulyadi di Jawa Barat dan muncul kembali wacana Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Jakarta.
“PDIP terus membangun komunikasi politik dengan partai-partai, sehingga nantinya di Jakarta tidak akan ada kotak kosong,” ucap Hasto usai hadiri acara wayangan dengan lakon ‘Sumatri Ngenger’ di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024) malam.
Hasto mengingatkan, bahwa suara rakyat harus dicerminkan di dalam kontestasi yang sehat.
Apalagi kata dia, Jakarta yang memiliki peran yang penting dan strategis sebagai simbol peradaban di Indonesia.
“Kesemrawutan Jakarta juga mencerminkan bagaimana semrawutnya persoalan-persoalan di bidang hukum misalnya, maka Jakarta harus menyajikan suatu kontestasi kepemimpinan yang baik,” tuturnya.
Selanjutnya saat ditanya soal wacana Ridwan Kamil alias RK, yang bakal dimajukan pada Pilgub Jakarta oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), Ia sangat menghargai jika nantinya Eks Gubernur Jawa Barat itu benar maju.
Namun, Hasto mengingatkan bahwa PDIP juga memiliki mitra strategis, yang akan merubah konstelasi politik di Jakarta.
“Proses komunikasi terus-menerus dilakukan, ketika ada pihak-pihak yang bukan karena dukungan rakyat kemudian oleh kekuasaan mencoba untuk menghadirkan calon tunggal di Jakarta, tentu itu tidak sehat bagi demokrasi,” tegasnya seperti dikutip dari tribunnews
Ade Armando Merasa Megawati Bersedia Dukung Anies di Pilkada DKI Jakarta
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando merasa Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bersedia mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Menurut Ade Armando, setidaknya ada dua alasan Megawati bersedia mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon gubernur (cagub) di Pilkada DKI Jakarta 2024, yaitu pragmatis PDIP dan posisinya terhadap kekuasaan.
"Dan Mega rasanya bersedia mendukung Anies, baik karena alasan pragmatis PDIP tapi juga karena oposisinya terhadap Prabowo-Jokowi," ucapnya, dikutip dari YouTube COKRO TV, Selasa (6/8).***