Pria yang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu terpilih terpilih pada Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar yang digelar di JCC, Jakarta, 20-21 Agustus 2024.
Sebelum ditetapkan, Bahlil menyampaikan pandangan sebagai calon ketua umum (caketum) tunggal.
Bahlil melontarkan istilah 'Raja Jawa' saat menyatakan partainya mendukung penuh pemerintahan yang ada.
Dalam pandangannya dia melontarkan istilah 'Raja Jawa'. Bahlil tidak menyebut siapa yang dimaksud, tetapi mengingatkan seluruh kader Partai Golkar.
Terkait hal itu, mantan anggota DPR RI, Akbar Faizal, turut berkomentar. Menurutnya, Raja Jawa sampai saat ini masih Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tetapi, pernyataan Bahlil seolah berbeda dari yang dipahami banyak orang.
"Setahuku, Raja Jawa itu masih Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X. Atau saya yg gak update? UGMYogyakarta, @kratonjogja @AnharGonggong," tulis Akbar Faizal, dikutip dari akunnya di X, @akbarfaizal68.
Hingga Kamis malam (22/8/2024), cuitan Akbar Faizal itu terpantau telah dilihat lebih dari 208 ribu pengguna aplikasi yang dulunya bernama twitter.
"Yg disebut oleh bahlil merupakan pelecehan pada Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubowono X. sudah saatnya bergerak. Rapatkan barisan, tetap SOLID.. ganyang semua yang mengabaikan putusan MK, mengabaikan putusan MK adalah tindakan kejahatan dengan melanggar UU. Merdeka !!!!Merdeka !," balas warganet di kolom komentar.
"Tanpa rakyat sadari kata-kata si Bahlil ini akan menciptakan kebencian kepada suku Jawa oleh non Jawa.
Sungguh berbahaya orang yg hanya ingin kekuasaan, ucapannya bisa menghancurkan persatuan bangsa. 😡," kritik lainnya.
Diketahui, dalam pernyataannya Bahlil meminta seluruh kader partai berlambang pohon beringin untuk tidak main-main dengan 'Raja Jawa'.
Bahlil bahkan menyebut konsekuensi dari 'main-main' dengan 'Raja Jawa' bisa membawa celaka.
"Kita (kader Golkar) harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau main-main, celaka kita (kader Golkar). Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," ujar Bahlil, Rabu (21/8/2024).
Bahlil menyatakan tak perlu mengungkapkan siapa maupun risiko apa yang sudah terjadi saat mempermainkan sesuatu yang dia istilahkan dengan 'Raja Jawa'.
Menurutnya para kader Golkar sudah melihat sendiri efek yang terjadi.
"Waduh, ini sudah banyak, sudah lihat barang ini kan? Ya, tidak perlu saya ungkapkanlah. Enggak perlu," ucapnya.
"Kita (para kader) sudah bersepakat Golkar mendukung pemerintah. Jangan pagi mendukung, sore setengah mendukung, malam bikin lain. Ini saya jujur saja. Saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi, kepentingan saya ke depan adalah Golkar lebih baik dari sekarang," kata Bahlil seperti dikutip dari fajar
Sebelumnya Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung "Raja Jawa" di dalam pidato perdananya usai resmi terpilih sebagai Ketum Golkar yang baru pengganti Airlangga Hartarto.
Bahlil meminta para kader tidak bermain-main dengan "Raja Jawa" jika tidak ingin celaka.
Hal tersebut Bahlil sampaikan dalam Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," ujar Bahlil.
Bahlil lantas mengungkit dampak jika ada pihak yang mencoba main-main dengan si Raja Jawa.***