Jurnalis Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief memperkirakan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak mungkin melawan kotak kosong di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Menurutnya akan disiapkan calon boneka bagi Ridwan Kamil seperti yang terjadi pada Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo tahun 2020, karena lebih menguntungkan daripada melawan kotak kosong.
"Tapi saya sendiri memperkirakan tidak mungkin melawan kotak kosong, mungkin akan disiapkan calon boneka, sama seperti Gibran waktu itu maju di Pilkada Solo, waktu itu kan dia juga tidak lawan kotak kosong, tapi lawannya itu tukang jahit dan Ketua RW," ucapnya.
"Kenapa, lebih untung lawan boneka daripada kotak kosong, karena kalau melawan kotak kosong kemungkinan kalah bisa terjadi seperti yang dikatakan Ahok," imbuhnya, dikutip dari YouTube Hersubeno Point, Rabu (7/8).
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tidak akan berani membuat skenario melawan kotak kosong di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Karena jika berani, menurut Ahok, calon dari KIM Plus akan kalah, sehingga kemungkinan yang akan terjadi adalah memunculkan calon independen untuk menjadi lawan di Jakarta nanti.
"Tidak akan pernah berani melakukan satu lawan kotak kosong. Kalau dia berani, saya jamin Jakarta bisa bikin dia kalah dengan kosong. Makanya akan terjadi mungkin pola ada calon independen yang muncul," kata dia kepada wartawan, yang dikutip dari Republika.
Dirinya meyakini calon independen akan muncul jika KIM Plus benar terbentuk meskipun syarat untuk menjadi calon independen di Jakarta cukup sulit. "Saya kira kalau KIM plus berhasil, dia pasti akan lawan calon independen. Karena kalau dia lakukan kotak kosong akan dipermalukan. Akan habis nanti," ujar Ahok seperti dikutip dari populis
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus menanggapi kemungkinan terjadinya kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Menurutnya, jika skenario kotak kosong benar-benar terjadi, maka kontestasi Pilkada Jakarta tidak perlu dilakukan.
"Karena kalau lagi-lagi hanya satu pasang calon (yang maju Pilkada), Pilkadanya kembalikan saja ke DPR gitu, jadi (partai) nggak perlu sibuk," ungkap Deddy, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (7/8/2024).
Selain itu, Deddy juga mengatakan akan cukup menyedihkan bagi rakyat kalau skenario tersebut menjadi kenyataan.
"Untuk Jakarta sebagai cerminan peradaban politik republik ini, kalau sampai kotak kosong saya kira itu cukup menyedihkan ya,"
"Meskipun tidak salah dan tidak ada Undang-Undang yang dilanggar," sambungnya.***