Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bertemu Presiden terpilih sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Kamis (8/8) malam. Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan itu termasuk soal bagaimana Pilgub Jakarta berjalan.
Pilgub Jakarta memang kembali menghangat setelah KIM Plus mengumumkan mendukung Ridwan Kamil. Pertanyaan muncul soal nasib Anies Baswedan--sebagai calon dengan survei tertinggi--ke depan setelah ini, apakah akan mendapat tiket untuk maju atau tidak
PKB Jakarta sudah memberikan surat dukungan kepada Anies, tapi tidak dengan DPP PKB. Mereka hanya menyampaikan sinyal dukungan tanpa ada surat resmi.
Bahkan, sinyal dukungan sempat disebut sampai 99,99% ke Anies. Lalu, apakah setelah pertemuan Cak Imin dengan Prabowo di rumah dinas Jalan Widya Chandra itu meruntuhkan dukungan PKB ke Anies?
"Jangan ambil kesimpulan dulu. Jangan ambil kesimpulan dulu," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid sambil tertawa saat dikonfirmasi soal pertemuan Cak Imin dengan Prabowo.
Jazilul memang ikut mendampingi Cak Imin dalam pertemuan dengan Prabowo malam itu. "Intinya pertemuan yang penuh kekeluargaan ini kan juga ditindaklanjuti dalam momen Pilkada," tambah dia.
Setelah Pilpres selesai, Anies memang belum bertemu lagi dengan Cak Imin. Bahkan saat Harlah PKB, hanya ketum partai yang diundang, tidak ada Anies di sana.
Wakil Ketua MPR itu juga tidak ingat betul kapan terakhir kali Cak Imin bertemu dengan Anies. Tapi, sejauh ini belum ada rencana pertemuan antara Anies dan Cak Imin.
"Belum tahu agendanya itu," singkat dia.
Di sisi lain, PKB juga santer terdengar akan berubah haluan untuk merapat ke KIM Plus dan mendukung Ridwan Kamil di Jakarta. Tapi, Jazilul belum mau bicara banyak soal ini.
"Tentu ada tahapan-tahapan. Tapi yang penting ada saling memahami untuk bersama-samalah di Pilkada. Sabar, waktunya masih cukup," ucap dia seperti dikutip dari kumparan
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional (PAN) memberi sinyal bakal ada tiga partai yang bergabung bersama KIM, yaitu NasDem, PKB, dan PKS. Tambahan partai ini menjadi vitamin baru untuk menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Hal itu merespons perkembangan terbaru terkait wacana pembentukan KIM plus.
"Kalau adanya KIM plus itu, siapapun partainya, apakah tambahannya itu melibatkan partai-partai di luar KIM seperti NasDem, PKB, atau PKS, tentu itu merupakan tambahan vitamin untuk kita," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8).
Dia mengatakan, tambahan partai politik yang tergabung dalam KIM untuk mempekuat kerja sama politik di sejumlah daerah strategis dalam Pilkada Serentak 2024. Misalnya Pilgub Jakarta dan Pilgub Jabar.***