Kekacauan di Bangladesh makin menjadi. Senin (5/8/2024) ribuan demonstran menyerbu istana Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina di Dhaka.
Saluran 24 Bangladesh menyiarkan gambar kerumunan orang yang berlarian ke kediaman resmi PM yang dituntut mundur oleh mahasiswa itu. Para pendemo melambaikan tangan ke kamera saat mereka merayakan kemenangan.
Gambar yang disiarkan di saluran TV Bangladesh juga menunjukkan bagaimana demonstran menghancurkan istana pemimpin yang lebih dari tiga periode berkuasa tersebut. Mereka menjungkirbalikkan perabotan, memecahkan panel pintu kaca, dan membawa lari buku-buku dan barang-barang lainnya termasuk seekor ayam hidup.
"Saya berada di dalam Istana Ganabhaban," kata jurnalis Bangladesh Yeasir Arafat kepada AFP.
"Ada lebih dari 1.500 orang di dalam istana. Mereka memecahkan perabotan dan kaca," katanya.
Seorang sumber yang dekat dengan Hasina mengatakan kepada AFP bahwa perempuan berusia 76 tahun itu telah meninggalkan Dhaka bersama saudara perempuannya. Dilaporkan ia menuju tempat yang lebih aman.
"Ia ingin merekam pidato tetapi ia tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukannya," tambah sumber itu menyebut Hasida.
Di sisi lain putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, mendesak pasukan keamanan negara untuk memblokir pengambilalihan kekuasaan. Ia yang tinggal di Amerika Serikat (AS) merupakan penasihat teknologi informasi dan komunikasi untuk Hasina.
"Tugas Anda adalah menjaga keamanan rakyat dan negara kita serta menegakkan konstitusi," kata Joy dalam sebuah unggahan di Facebook, menunjuk aparat seraya memperingatkan kemajuan yang dicapai Bangladesh akan terancam jika Hasida dipaksa keluar.
"Itu berarti jangan biarkan pemerintah yang tidak dipilih berkuasa selama satu menit pun, itu tugas Anda," ujarnya lagi.
"Semua pembangunan dan kemajuan kita akan lenyap. Bangladesh tidak akan mampu bangkit dari sana," tambahnya.
"Saya tidak menginginkan itu dan Anda juga tidak menginginkan itu. Saya sendiri, Sajeeb Wazed Joy, tidak akan membiarkan itu terjadi selama saya bisa."
Kabur dengan Helikopter
Secara khusus Hasina, dilaporkan pergi dari Bangladesh dengan helikopter. Sumber tersebut menambahkan bahwa ia pergi terlebih dahulu dengan iring-iringan mobil tetapi kemudian diterbangkan keluar, tanpa menyebutkan tujuannya.
"Tim keamanannya memintanya pergi, dia tidak punya waktu untuk bersiap", kata sumber itu.
"Ia kemudian dievakuasi dengan helikopter," tambahnya.
Militer Ambil Alih
Sementara itu, Panglima militer Bangladesh Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan dalam siaran kepada rakyat di televisi pemerintah Senin bahwa Hasina telah mengundurkan diri. Militer akan membentuk pemerintahan sementara.
"Negara ini telah banyak menderita, ekonomi telah terpukul, banyak orang telah terbunuh. Saatnya untuk menghentikan kekerasan," kata Waker, mengenakan seragam militer.
"Saya berharap setelah pidato saya, situasinya akan membaik," katanya.
300 Tewas
Hingga Senin, jumlah korban tewas secara keseluruhan akibat bentrokan di Bangladesh telah meningkat menjadi sedikitnya 300 orang. Ini setelah 94 orang tewas pada hari Minggu dalam hari paling mematikan dalam beberapa minggu demonstrasi antipemerintah.
Perlu diketahui demo terjadi akibat kuota PNS yang diberikan pemerintah Hasina ke kelompok tertentu di tengah melemahnya ekonomi Bangladesh. Hasina telah memerintah Bangladesh sejak 2009 dan memenangkan pemilihan keempat berturut-turut pada Januari setelah pemungutan suara tanpa oposisi yang nyata.
Bangladesh, negara mayoritas Muslim, awalnya menunjukkan perekonomian yang baik. Namun kondisi perekonomian menurun karena Covid-19 dan banyaknya korupsi.
Meski pertumbuhan ekonomi terjadi, sekitar 2,96%, inflasi melonjak 9,71%. Angka kemiskinan juga naik 5,01%.