Tim Pengawas (Timwas) Haji Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menemukan kondisi tenda jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi mirip barak pengungsian. Hal itu diungkapkan anggota Timwas Haji DPR Wisnu Wijaya Adiputra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2024.
"Kami menyesalkan buruknya pelayanan jemaah di Mina ini,” kata Wisnu.
Akibat tenda yang dihuni melebihi kapasitas, sebagian jemaah laki-laki terpaksa berbaur dengan jemaah perempuan tanpa pembatas. Dia menuturkan bahkan banyak jemaah haji tidur di luar tenda, yang sangat tidak baik untuk kesehatan, lebih-lebih buat jemaah lanjut usia. Wisnu meminta Kementerian Agama harus melakukan evaluasi besar-besaran untuk memperbaiki persoalan tersebut.
Wisnu menyebutkan persoalan tenda dihuni melebihi kapasitas itu tidak hanya menimpa jemaah haji reguler, tetapi juga jemaah haji plus. Bahkan lebih parah di Maktab 111 tempat jemaah haji plus bermukim, kata dia, tenda berkapasitas 80 orang terpaksa ditempati 1.200 orang.
Timwas Haji DPR juga mendapati adanya jemaah yang diusir dari tenda akibat penempatan tenda jemaah haji Indonesia yang tidak sesuai dengan maktab yang telah ditentukan. Mereka terpaksa meninggalkan tenda karena hak-haknya tidak bisa terpenuhi karena salah tempat.
"Semestinya tidak akan terjadi kalau Kemenag bisa mengantisipasi sejak awal," ucapnya menegaskan.
Salah seorang jemaah dari kelompok terbang 49 asal Kota Bogor, Jawa Barat, Dedi Karyadi, mengungkapkan tenda yang disediakan Pemerintah Arab Saudi hanya berukuran 10x12 meter yang diperuntukkan bagi 160 orang.
“Artinya, jatah per orang di dalam tenda itu hanya 0,8 meter. Ruang gerak kita tidak ada 1 meter. Itu pun masih tidak bisa menampung jemaah karena tendanya sangat sempit," ungkapnya.
Menteri Agama Berharap Segera Ada Solusi
Adapun Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berharap Kementerian Haji Arab Saudi segera memberikan solusi dalam mengatasi kepadatan di Mina untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun mendatang.
"Dalam kesempatan bertemu Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah, selalu sampaikan apakah tak mungkin kepadatan Mina ini ada solusinya," ujar Yaqut di Makkah, Kamis, 20 Juni 2024.
Yaqut mengatakan luasan Mina memang sangat terbatas dan tidak mungkin diperbesar. Sementara jemaah haji jumlahnya terus bertambah. Apalagi seluruh peserta haji tiba di Mina usai mabit di Muzdalifah.
Jumlah jemaah yang besar yang tak bisa diimbangi dengan daya tampung di Mina membuat jemaah harus berdesak-desakan dalam tenda. Hal ini membuat jemaah Indonesia ada yang harus rela berdiam diri di lorong pada saat-saat tertentu.
Kondisi itu yang menjadi salah satu sorotan Timwas Haji DPR. Namun pengelolaan tenda di tiap maktab adalah kewenangan otoritas Arab Saudi lewat Mashariq.
"Mungkinkah solusinya agar bisa menampung jamaah lebih banyak seperti double deck? Memperluas Mina tak mungkin. Kalau space tetap, tapi jemaah terus bertambah, pasti akan terjadi kepadatan itu," tutur Yaqut.
Menurut Yaqut, masalah kepadatan di Mina tidak hanya dialami jemaah Indonesia. Jemaah lain dari seluruh dunia mengalami hal yang sama, utamanya negara yang memiliki kuota banyak.
Dia yakin Menteri Haji Arab Saudi telah memiliki solusi, tetapi masih didalami agar sesuai dengan ketentuan.
"Harapannya ada solusi di Mina. Kondisi Mina selalu disampaikan kepada jemaah. (Jika) membangun Mina bertingkat, ada efek keamanan jika dibuat bertingkat, ada efek keselamatan, jadi pertimbangan utama," kata Yaqut.