Nama politikus Tsamara Amany menjadi sorotan usai diketahui menjabat sebagai komisaris independen Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Eks Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus staf khusus Menteri BUMN Erick Thohir tersebut telah menjabat sebagai komisaris PTPN sejak akhir 2023.
Informasi tersebut terungkap pada situs resmi perusahaan. Dalam rubrik Struktur Dewan Komisaris, foto Tsamara terpampang sejajar dengan lima komisaris lainnya di bawah foto Komisaris Utama Zulkifli Zaini.
Dalam keterangannya, Tsamara diangkat sebagai komisaris PTPN oleh Erick Thohir berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-394/MBU/12/2023 tanggal 19 Desember 2023. Dengan demikian, dia merangkap jabatan sebagai Staf Khusus V Menteri BUMN sejak Desember 2023.
“Beliau tak memiliki hubungan afiliasi dan status hubungan afiliasi dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, maupun dengan Pemegang Saham Utama dan Pengendali. Beliau juga tidak memiliki saham PTPN III,” tulisnya keterangan pada situs itu.
Lantas, bagaimana sebenarnya profil Tsamara Amany yang jadi komisaris PTPN dan rangkap jabatan juga sebagai stafsus Erick Thohir? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Profil Tsamara Amany
Tsamara Amany Alatas atau yang lebih dikenal dengan nama Tsamara Amany adalah seorang politikus perempuan asal Jakarta yang lahir pada 14 Juni 1996. Dia adalah mantan kader PSI yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus atau Stafsus Erick Thohir dan Komisaris PTPN.
Tsamara mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Paramadina jurusan Ilmu Komunikasi dan lulus pada 2018. Dia kemudian melanjutkan studinya di New York University untuk program studi master Public Policy & Media Studies dengan beasiswa Fullbright.
Melansir dari laman Holding PTPN, Tsamara diketahui pernah menduduki beberapa posisi sepanjang kariernya. Salah satunya menjadi staf gubernur DKI Jakarta pada 2016 dengan tugas membantu Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) memperbaiki proses perizinan di Jakarta. Ia juga bekerja sebagai analyst dan copywriter di bidang Consulting & Public Affairs di PT Royston Indonesia pada tahun 2016-2017.
Nama Tsamara mulai dikenal publik usai berdebat dengan Fahri Hamzah yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR pada 2017. Kala itu, Tsamara yang masih menjadi mahasiswi mengkritik sikap dan pendapat Fahri Hamzah yang kerap memojokan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui media sosial pribadinya, Tsamara membuat lima video singkat bertajuk “5 Sesat Pikir Fahri Hamzah”. Dia juga pernah berdebat dengan teman Fahri Hamzah, Fadli Zon. Bahkan, Tsamara sempat menantang keduanya untuk melakukan debat terbuka, namun tidak terealisasi. Karena sikapnya itulah Tsamara akhirnya dikenal sebagai salah satu politikus muda yang kritis.
Selain karena perdebatannya dengan Fahri Hamzah, nama Tsamara Amany juga mencuat bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bahkan, dia pernah menjabat sebagai Ketua DPP PSI sejak 2017, sebelum akhirnya mengundurkan diri pada 18 April 2022.
Keputusan untuk keluar dari partai diambil Tsamara karena dia ingin melakukan perjalanan baru di luar partai politik. Dia juga saat itu mengaku ingin fokus pada isu-isu perempuan.
Pada Pemilu 2019, Tsamara menjadi salah satu juru bicara Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia bahkan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II pada Pileg 2019. Namun, dirinya gagal ke Senayan karena PSI hanya mendapat dua persen suara, kurang dari syarat ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Selain itu, nama Tsamara juga sempat digadang-gadangkan sebagai calon wagub DKI terfavorit berdasarkan hasil survei Nusantara Strategic Network (NSN) pada 2017. Direktur Program NSN Riandi mengatakan Tsamara adalah sosok yang cocok dipasangkan dengan sejumlah nama calon gubernur DKI.