Peretasan yang terjadi pada Pusat Data Nasional (PDN) Sementara menuai sorotan termasuk aksi Pemerintah yang tak mau bayar tebusan Rp131 miliar. Rocky Gerung ikut bersuara.
Hacker yang menyerang pakai jenis ransomware baru ini sempat meminta tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat setara Rp131 miliar.
“8 juta dolar AS,” kata Budi Arie Setiadi dilansir dari Antara.
Menkominfo pun mengatakan bahwa serangan siber tersebut pakai virus baru yang dikenal sebagai Lockbit 3.0.
Serangan siber pada PDN ini terkuak pertama kali sejak Kamis 20 Juni 2024 lalu dimana menyebabkan gangguan layanan publik, salah satu yang kesulitan adalah layanan keimigrasian.
“Nggak, nggak akan,” kata Budi Arie saat ditanya apakah akan bayar tebusan atau tidak.
Rocky Gerung pun menduga jangan-jangan memang Pemerintah menolak bayar tebusan karena disengaja.
“Begitu pemerintah menolak untuk membayar itu timbul spekulasi baru, jangan jangan memang disengaja untuk menghilangkan data, data yang bisa menyebabkan kekacauan politik di kemudian hari,” kata Rocky.
Rocky lantas menjabarkan dugaan terkait data yang memang akan dihilangkan penguasa yang membuat mereka bisa kena kriminal.
“Data yang tidak dipulihkan itu sebetulkan data yang memang hendak dihilangkan oleh mereka yang punya kepentingan,” kata Rocky.
“Data yang memungkinkan mereka kena kriminal,” ungkapnya lagi.
Gimana nih menurutmu dugaan Rocky Gerung pemerintah tak mau tebus bayaran peretas karena memang ada data yang ingin dihilangkan? (*)