Beberapa hari ini viral video yang menunjukkan sejumlah jemaah haji wafat yang bergeletakan di pinggir jalan di Mina. Kabar yang beredar, mereka wafat antara lain akibat kelelahan dan cuaca ekstrem yang mencapai lebih 50 derajat Celsius yang membuat kondisi tubuh drop.
Kemenag RI memastikan bahwa jemaah wafat itu bukan dari Indonesia alias jemaah asing. Jemaah Indonesia yang wafat di Mina ada 27 orang dan semuanya mendapatkan penanganan baik.
Sementara itu, kantor berita Prancis, AFP, menyatakan bahwa jumlah jemaah haji wafat per Kamis (20/6/2024) mencapai lebih 1.000 orang. Lebih dari separuh dari jemaah yang wafat tersebut merupakan jemaah ilegal alias tak memiliki tasreh (izin resmi) haji.
Pada Kamis, jemaah yang wafat termasuk 58 orang dari Mesir, demikian informasi yang didapat dari seorang diplomat Arab. Sumber itu juga menyebutkan bahwa dari 658 jemaah Mesir yang meninggal, 630 orang di antaranya merupakan jemaah tak terdaftar alias ilegal.
AFP mengungkapkan, sekitar 10 negara telah melaporkan 1.081 kematian selama musim haji.
Sementara itu, Indonesia sebagai pengirim jemaah haji terbanyak, mencatat kematian sebanyak 195 orang.
"Orang-orang [jemaah haji ilegal] lelah setelah dikejar oleh pasukan keamanan sebelum hari Arafah. Mereka kelelahan," kata seorang diplomat Arab kepada AFP.
Hari Arafah jatuh pada Sabtu, 15 Juni. Banyak jemaah asing — utamanya jemaah ilegal yang tak memiliki tenda untuk berteduh — yang beribadah di alam terbuka yang terik seperti di luar Masjid Namirah dan di Jabal Rahmah.
BMKG Arab Saudi melaporkan suhu tertinggi 51,8 derajat Celsius terjadi Senin (17/6) di Masjidil Haram di Makkah.
Atas tingginya suhu panas, Pemerintah Arab Saudi menyerukan agar jemaah tidak melakukan ibadah di luar ruang pada pukul 11.00 hingga setelah Ashar.
Sebuah penelitian di Saudi yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan bahwa suhu di Makkah meningkat 0,4 derajat Celcius setiap dekade.