Sutradara film "Dirty Vote", Dandhy Laksono, turut memberikan komentarnya terkait perubahan warna logo Nahdlatul Ulama (NU) menjadi merah. Bukan hanya warna yang berubah, namun tulisan NU juga berubah menjadi Ulama Nambang (UN).
Perubahan logo ini dikaitkan dengan wacana PBNU yang menerima konsesi tambang dari pemerintah. Dandhy secara kritis menyoroti hal ini melalui media sosialnya. Ia menyinggung pasal penistaan agama dan mempertanyakan apakah ada aturan yang mengatur penistaan logo.
"Setelah pasal penistaan agama dipakai mempersekusi orang, sekarang pasal penistaan logo?," kata Dandhy dalam keterangannya di aplikasi X @Dandhy_Laksono (21/6/2024).
Dandhy menegaskan bahwa perubahan logo NU merupakan isu yang sangat sensitif dan dapat memancing kontroversi di kalangan masyarakat, terutama di lingkungan Nahdliyin. Sebelumnya, rencana Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menerima izin usaha tambang dari pemerintah telah memicu kontroversi di kalangan netizen.
Kritik tajam muncul dengan hadirnya logo modifikasi yang menggambarkan PBNU sebagai "Ulama Nambang". Logo tersebut menggantikan bola dunia pada logo asli NU dengan gambar ekskavator dan mengubah tulisan Nahdlatul Ulama menjadi gambar rupiah dan dolar, serta membalikkan inisial NU menjadi UN.
Perubahan ini mencerminkan kekhawatiran beberapa warga tentang keterlibatan organisasi keagamaan dalam bisnis pertambangan. Banyak yang mempertanyakan apakah langkah ini sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh NU dan dampaknya terhadap kepercayaan umat.
Kritik dan kontroversi ini menunjukkan bahwa masyarakat berharap PBNU tetap fokus pada misi keagamaannya dan tidak terlibat dalam bisnis yang dapat mengaburkan peran spiritualnya. (Muhsin/fajar)
%20(Custom).jpg)
