Di balik mundurnya Muhammadiyah dari BSI, ternyata ada ‘luka’ lama jauh sebelum Felicitas Tallulembang jabat komisaris.
Kezaliman BSI ternyata makin tercium Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi & Bisnis Anwar Abbas di tiga tahun terakhir.
Petinggi PP Muhammadiyah itu membongkar tabiat BSI yang diduga diam-diam menyalurkan dana secara tak bijak sampai saat pengangkatan Felicitas Tallulembang.
Anwar Abbas menyiratkan adanya keserakahan dari BSI yang ternyata bertentangan dengan prinsip Muhammadiyah.
Di mana pada awalnya bank BUMN tersebut bersifat syariah namun diam-diam mulai menjadi zalim.
Hal ini dibuktikan dengan adanya jejak investasi yang dinilai semakin jeblok dari tahun ke tahun.
Utamanya di tahun 2021, Muhammadiyah mendapati bahwa BSI mulai melunturkan hal-hal syariah di dalam bisnisnya.
“Buya Anwar Abbas, menyatakan perbankan sudah berlaku zalim,” seperti dikutip Kilat.com dari LHKP Muhammadiyah pada Senin, 24 Juni 2024.
Salah satunya BSI disebut-sebut telah membuat UMKM makin tercekik.
Fakta ini dianggap miris pasalnya hampir seluruh nasabah dari perbankan tersebut dirangkai oleh pengusaha-pengusaha kecil.
“ 99,9 persen nasabah BSI adalah UMKM,” ungkapnya.
Diungkap petinggi PP Muhammadiyah bahwa pengusaha kecil hanya menerima 20 persen dari total kredit.
Sementara BSI telah menggelontorkan 80 persen dananya untuk konglomerat.
Hal yang membuat Muhammadiyah murka pasalnya jumlah pemodal besar di BSI hanya 0,1 persen saja.
Nampaknya isu ini tak kunjung berakhir hingga di masa Felicitas Tallulembang mulai menjabat sebagai komisaris.
Alhasil dengan berbagai ketimpangan yang ada, PP Muhammadiyah memutus seluruh dananya dari BSI.
Itu tadi soal petinggi PP Muhammadiyah Anwar Abbas yang menilai BSI telah zalim. (*)