Buya Yahya marah besar dan tidak mau lagi ceramah di masjid yang seperti ini. Apa penyebabnya?
Buya Yahya adalah seorang ulama atau ustaz ternama di Indonesia. Beliau dikenal karena kegiatan dakwahnya yang luas, termasuk melalui media sosial, ceramah, tulisan, dan aktivitas dakwah lainnya.
Buya Yahya kerap memberikan dakwah ke berbagai tempat. Namun, Buya Yahya mengatakan tak akan lagi ceramah di masjid yang seperti ini. Lantas apa penyebabnya? Simak penjelasannya berikut.
Dalam sebuah kajiannya, Buya Yahya menceritakan perihal pertemuannya dengan salah seorang pengurus masjid.
Dikatakan di mana masjid tersebut kerap mengundang ustaz-ustaz terkenal. Dengan cara mengundang ustaz-ustaz ternama, maka kondisi masjidnya menjadi ramai.
“Suatu ketika kita ketemu di sebuah masjid, masjid itu dengan penuh kebanggaannya bercerita begini: ‘Buya kami berharap Buya bisa ngisi pengajian di sini. Kenapa? Karena pengajian di sini, Alhamdulillah bisa ramai memang kami undang ustaz-ustaz terkenal,” ujar Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV.
Menurutnya, pengurus masjid dengan sangat bangga mengundang ustaz terkenal. Mendengar kisah tersebut, Buya Yahya memberikan pesan menohok.
Sang pengurus masjid seolah merendahkan ustaz-ustaz kampung di sana. Padahal peran besar ustaz kampung juga sangat besar.
Buya Yahya lantas dengan tegas menolak tak akan ceramah di masjid tersebut karena dinilai mengucilkan ustaz-ustaz biasa yang ada di kampung tersebut.
“Saya menjawab, saya tidak akan pernah mau mengisi di tempat sebuah majelis kalau di setting seperti ini,” tegas Buya Yahya.
Buya Yahya merasa prihatin lantaran peran ustaz-ustaz kampung seolah terlupakan.
Mereka tak mengingat jasa para ustaz kampung yang selalu bersedia perihal keikhlasannya merawat jenazah saudara-saudara di lingkungan rumah. Bahkan mereka ikhlas mendoakannya selama berhari-hari.
"Akhirnya terkagum-kagum dengan ustaz terkenal, mohon maaf, kiai kampung kita, ustaz di kampung kita waktu mbah kita meninggal yang rawat mulai dari memandikan sampai mengubur, doa berhari-hari beliau,” ujar Buya Yahya.
Seolah meremehkan para ustaz kampung, Buya Yahya menyebut bahwa hal tersebut merupakan bentuk kesombongan dalam mencari ilmu.
“Ini model sombong ngaji itu juga. Model sombong berguru berguru harus terkenal harus ustaz ini ini adalah problem-problem dalam menuntut ilmu,” ujar Buya Yahya.