Heboh server Pusat Data Nasional (PDN) terkena serangan siber ransomware.
Hal itu berdampak pada 282 layanan instansi pemerintah pusat dan daerah yang sempat lumpuh.
Bahkan kini seluruh data berharga telah dinyatakan hilang, hanya 44 instansi yang memiliki cadangan data.
Terkait hal tersebut, situs pemerintah rupanya memang kerap dijadikan sasaran para peretas alias hacker.
Hal itu diungkap oleh sosok hacker sekaligus founder Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto.
"Kalau sekarang tuh yang paling gampang dimasukin itu (situs) pemerintah punya," kata Teguh, dikutip Kilat.com dari podcast Noice.
Bahkan kata dia, situs pemerintah juga kerap dijadikan bahan 'mainan'.
Dalam artian situs pemerintah ini dijadikan sasaran percobaan bagi mereka yang baru belajar meretas.
"Jadi anak-anak yang baru belajar itu tes skill-nya tuh di sana (situs pemerintah)," ungkap Teguh.
"Jadi kayak gua baru belajar nih, ngetesnya di mana, oh iya di situs ini," sambungnya.
Ia bahkan mengatakan situs Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang menjadi payung keamanan siber sempat diretas.
Hal itu membuat Teguh tak habis pikir dengan situs pemerintah di Indonesia.
"Bayangin Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kemarin situsnya diretas sama orang Brazil, kan konyol," tuturnya.
"Badannya aja yang bertanggung jawab untuk urusan keamanan aja kena, jadi ya selucu itu," lanjutnya. (*)